Jumat, 27 September 2013

Penjajahan Barat pada Islam

BAB I
PENDAHULUAN

                        Antara abad 8-13 Masehi, Islam berada pada puncak kejayaan. Pengaruh dan perubahan yang dibawa Islam membawa perubahan kultural dan kehidupan sosial di dunia. Bahkan kebudayaan dan peradaban Islam waktu itu menjadi barometer kemoderenan bagi bangsa- bangsa di Eropa. Islam memberi dinamika baru, identitas yang tegas, membuka seluas- luasnya perkembangan budaya, seperti yang telah diperlihatkan dalam sejarah umat Islam. Kelengkapan ajarannya telah mendorong kemajuan yang kreatif, mendobrak keterbelengguan dan keterkungkungan dan kemudian membuka perubahan yang bertumpu pada iman, akal, dan ketauladanan pribadi Rasulullah. [1]
             Sumbangan Islam pada bangsa Eropa terbagi menjadi dua pokok. Pertama, umat Islam telah menyelamatkan situs peninggalan kebudayaan klasik Yunani dari kemusnahan. Kedua, umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan penambahan unsur baru. Sarjana-sarjana Islam yang cerdas berhasil mengolah kebudayaan Persi dan Yunani dengan metode berfikir ijtihad, riset dan eksperimen sehingga tercipta kebudayaan Islam yang mengagumkan. Kontribusi Islam pada kebudayaan Barrat yang menjadi dasar kemajuan bangsa tersebut. Tak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali sumbangan Islam bagi kebangkitan kebudayaan Barat, baik di bidang kedokteran, filsafat, ilmu pasti, astronomi, dan sebagainya. Jasa inilah yang menjadi dasar munculnya masa Renaissance di Eropa pada abad 16, sehingga Eropa mulai bangun dan bangkit. [2]
Sementara pada akhir abad ke-17, dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang diperoleh orang-orang Eropa. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat. Sehingga, dengan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia, tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan mereka yang masih menggunakan persenjataan sederhana dan tradisional. Dalam pada itu, kemorosotan dunia Islam tidak terbatas pada bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan saja, melainkan mereka juga ketinggalan dari Eropa dalam industri perang, padahal keunggulan Turki Usmani di bidang ini pada masa-masa sebelumnya telah diakui oleh seluruh dunia. Dengan organisasi dan persenjataan modern, pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam. Kekuatan - kekuatan Eropa menjajah satu demi satu negara Islam. Sementara itu, wilayah Islam di Asia Tengah juga tak luput dari penjajahan Barat. Umat Islam di Asia Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet. Makalah ini mencoba memaparkan keadaan dunia Islam pada masa penjajahan Barat.































BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebangkitan Barat
Kebangkitan bangsa barat mulai terjadi setelah sarjana – sarjana Eropa mempelajari ilmu – ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku – buku Islam ke dalam bahasa mereka. Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak bangsa Eropa yang datang ke kota tersebut untuk memperdalam ilmu. Misalnya Michael Scot dan Robert of Chester yang menerjemahkan buku aljabar karya al-Khwarizmi pada tahun 1145. Roger Bacon pada tahun 1126 menerjemahkan tabel atronomi karya al-Majriti ke dalam bahasa Latin. Dia juga menerjemahkan sejumlah risalah mengenai matematika dan astronomi ke dalam bahasa Inggris. Inilah awal mula penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Inggris. Dalam ilmu kedokteran, dokter Islam al-Kindi telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan dalam bahasa Latin yaitu Optics. Dokter Islam yang lain adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku berjudul al-Qanun fit-Thib, dalam terjemahan bahasa Latin berarti Qanun of Medicine. Buku ini menjadi panduan di perguruan – perguruan tinggi Eropa karena berisi tentang ilmu tentang obat – obatan. Dalam bidang astronomi dan ilmu pasti, sarjana Islam al-Khawarizmi memberi banyak sumbangan. Al-Khawarizmi adalah orang pertama yang memperkenalkan ilmu aljabar melalui buku Al Jabar wa al-Muqabalah. Demikian pula dengan Ibnu Khaldun dengan karya Muqaddimah yang banyak memberikan sumbangan tentang ilmu sejarah dan sosiologi. Dengan modal dasar yang disumbangkan Islam kepada Eropa dan penyebaran ilmu pengetahuan serta kebudayaan melalui Spanyol, maka Eropa bisa bangkit dari abad ke abad hingga sampai pada puncak kebudayaan modern seperti sekarang ini. Sudah selayaknya bangsa Eropa dan umat manusia berterima kasih kepada umat Islam yang telah meretas lahirnya Renaissance yang merupakan salah satu mata rantai wujud kemajuan modern saat ini. [3]
Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama dari Kerajaan Usmani di Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukan lautan dan menjelajahi benua-benua. Setelah Christoper Columbus menemukan Benua Amerika (1492) dan Vasco da Gama menemukan jalan ke timur (1498), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa. Eropa menjadi maju dalam perdagangan karena tidak tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai Islam. Perekonomian Eropa semakin maju, mereka dapat memperoleh kekayaan yang tak berhingga untuk kesejahteraan negerinya. Mulailah kemajuan barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat dipercepat adanya penemuan bidang iptek seperti mesin uap yang melahirkan revolusi industri di Eropa. Eropa menjadi penguasa lautan dengan teknologi perkapalan dan militer yang berkembang pesat.Satu demi satu negeri Islam jatuh, yang pertama-tama jatuh yaitu negeri yang jauh dari pusat kerajaan Usmani, Asia tenggara dan di anak benua India. [4]
Perang Salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang Salib membawa dunia muslim Eropa ke dalam kontak langsung dan terjadinya hubungan antara Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif  dan maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting dalam menumbuhkan Renaisans di Eropa. Keuntungan perang Salib bagi Eropa  adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian, dan penemuan penting, seperti kompas, pelaut, kincir angin, dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan pasar khusus untuk barang - barang timur. Orang barat mulai menyadari kebutuhan akan barang-barang timur, dan karena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat menjadi lebih berkembang. Kegiatan perdagangan tersebut lebih mengarah pada perkembangan kegiatan maritim di Laut Tengah. Orang-orang Islam yang pernah menguasai Laut Tengah kehilangan kekuasaan, sementara orang Eropa bebas menggunakan jalan laut melalui laut tengah tersebut.[5]

B.     Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
India ketika berada pada masa kemajuan pemerintahan kerajaam Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang kesana. Diawal abad ke 17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan izin yang sama. Kongsi dagang Inggris, British  East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian timur ketika ia merasa cukup kuat. Penguasa-penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris tahun 1671 M. Namun, mereka tidak berhail mengalahkan Inggris. Akibatnya, daerah-daerah Oudh, Bengal, dan Orissa jatuh ketangan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi ibukota kerajaan Mughal juga berada di bawah kekuasaan Inggris, karena bantuan yang diberikan Inggris kepada raja ketika mengalahkan aliansi Sikh-Hindu berusaha menguasai kerajaan. Mulai saat itulah Inggris leluasa mengembangkan sayap kekuasaannya di anak benua India dan sekitarnya. Pada tahun 1842 M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasainya. Tahun 1857 M, kerajaan Mughol dikuasai penuh dan setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu, India berada di bawah kekuasaan Inggris, yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879 M, Inggris berusaha menguasai Afganishtan dan Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan di bawah kekuasaan India-Inggris, tahun 1899 M. [6]
                             Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan Negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaanya di negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dapat dengan mudah ditaklukkan. Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai ditaklukkan Portugis tahun 1511 M. Sejak itu, peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sering kali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis terutama berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Penjajahan Portugis yang terlama di nusantara adalah di Timor Timur. Tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya berupa beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Kesultanan Buayan dan Kesultanan Sulu.[7]
                             Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris,Denmark dan Perancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi, dua Negara yang disebut terakhir tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun 1595 M dan dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara. Kongsi dagangnya, VOC, segera pula memainkan peran politik. Tentu saja, kehadirannya ditentang oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, sering kali terjadi peperangan antara belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh, Perang Paderi di Minangkabau dan Perang diponegoro di Jawa. Semantara itu, setelah Inggris dating ke Asia Tenggara, ia segera menjadi kekuatan yang cukup dominan, menyaingi kekuatan Belanda. Kekuasaan Inggris tertancap di semenanjung Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan juga sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M. Sebagaimana di India, di Asia tenggara kekuasaan politik Negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan asing.[8]

C.    Penjajahan Barat Ketimur Tengah

Pada awalnya dunia Timur dan Barat saling pengaruh mempengaruhi. Kaum muslimin dari Timurpun telah memberikan sumbangan yang besar dengan mengembangkan dan memelihara filsafat Yunani yang telah diharamkan oleh Gereja Barat. Ilmu-ilmu eksakta yang tak pernah dikenal atau dikembangkan sebelumnya telah disumbangkan pula oleh kaum muslimin. Terjadilah hubungan timbal balik antara Timur dan Barat di Laut Tengah. Namun hubungan yang makin lama makin baik itu tiba-tiba diputuskan oleh Paus Urbanus II yang membangkitkan fanatisme agama terhadap Islam. Pidato yang diucapkan pada tanggal 26 November 1095 di Cler Mont (Perancis Selatan), orang Kristen mendapat suntikan untuk mengunjungi “Kuburan suci dan merebutnya dari orang-orang Islam”. Suatu serangan yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Salib, yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina, “Tempat Tuhan Berpijak”. Dari sinilah awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam, disaat dunia Islam mengalami kemerosotan internal yang hebat akibat pertarungan-pertarungan antara kaum Syi’ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara madzhab Safii, Hanafi dan Hambali, antara ras-ras Persia, Arab dan Turki, memberikan peluang kepada dunia Barat untuk menghancurkan kaum muslimin dan menguasai negeri mereka.[9]
Pengaruh Barat adalah gerakan dahsyat dalam transformasi modern dunia Timur. Pengaruh Barat bukan saja mengubah dunia Islam tetapi juga seluruh Asia dan Afrika. Pengaruh Barat ini berkembang sedemikian pesat, apalagi setelah negara Barat mencapai kemajuan besar di bidang tehnologi peralatan perang. Barat telah memperbaiki diri melalui renaisance dan reformasi. [10]
Perang Salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa barat ke tanah Timur, sejak dari abad kesebelas sampai abad ke tiga belas masehi. Untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan daulah Kristen Latin di tanah Timur. Dinamakan Perang Salib karena umat Kristen yang turut dalam peperangan itu memakai tanda salib sebagai simbul. Perang Salib I dimenangkan oleh orang Kristen, karena pada waktu itu kaum muslimin tidak dalam keadaan bersatu, perpecahan terjadi di seluruh wilayah, juga karena para pemimpin Islam saling bermusuhan, dalam kondisi yang tidak seimbang inilah kaum muslimin mengalami kekalahan. Perang Salib menjadi awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam. Sejak itu lahirlah imperialisme dengan bentuk penindasan, penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia yang hina, keji dan jahat. Bangsa Barat mempunyai semboyan yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu keuntungan penyiaran agama dan perluasan daerah militer.[11]
Perang Salib membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu dihadiahkan untuk Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke timur, termasuk Indonesia menjadi milik Portugis. Selain itu juga diberikan istimewa kepada Portugis dan Spanyol terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemuka untuk tetap menjadi milik mereka dan anak cucunya. Paus Alexander VI juga menunjuk ditemukannya emas, rempah-rempah dan banyak barang berharga yang berjenis-jenis dan bermutu (inter caetero diciae). Selain itu penetris Perancis telah berkembang dengan cepat pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi perwakilan di Syria dan Mesir. Kapitulasi-kapitulasi lain yang mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris dan Belanda serta negara-negara barat lainnya.[12]
Pada abad ke-18 perdagangan Eropa tumbuh dengan cepatnya dan sejumlah koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syria dan Mesir. Tujuan Misionaris Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat dengan ucapan Livingstone, bahwa tujuan dan akhir dari penaklukan geografis adalah permulaan usaha missi Kristen (the end of the geographical feet is the beginning of the missionary entreprise). Raymundus Lullus, seorang pastor, yaitu seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan dimanapun berada, bahwa Islam is false and must die (Islam adalah palsu dan harus mati). Oleh karena itu dimana Islam haruslah direbut melalui dominasi politik dan dipertahankan untuk kemudian diserbu missi, memisahkan kaum muslimin dari agamanya da kemudian diganti dengan Kristen. Antara gereja dengan imperialisme terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling memperoleh manfaat dan saling membantu. Malah pada abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 rencana salib modern ini dilakukan dengan teliti melalui kerjasama yang erat antara keduanya. [13]
Kemajuan bangsa Barat dalam berbagai bidang telah membuat kerajaan Turki menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan tetapi kebesaran nama Turki Usmani membuat bangsa Eropa segan menyerang kekuatan Usmani, namun kekalahan Turki Usmani dalam pertempuran di Wina pada 1783 M, membuka bangsa-bangsa Eropa bahwa kekuatan Turki Usmani telah mundur jauh. Kekalahan Turki dalam setiap pertempuran, menyebabkan wilayah satu persatu wilayah Islam yang berada di bawah kekuatan Turki Usmani memisahkan diri. Tidak hanya itu, wilayah yang dulunya berada dibawah kekuaaan Turki Usmani, diambil oleh bangsa-bangsa Barat. [14]
Tujuan penjajahan barat terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India, sedangkan Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1789 M.
Selain itu, Negara-negara yang ikut menjajah wilayah Timur Tengah adalah Spanyol dan Portugis. Adapun Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam menjajah Timur Tengah adalah :
- Penyebaran agama Kristen
- Bangsa ini memiliki agenda untuk menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya
Kedua Negara ini masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika berada dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yang membawa tiga misi Gold, Glory, dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran). Ketiga misi inilah yang diteriakkan dalam menaklukan negara-negara itu.[15]
Semua negara Kristen bersatu tekad hendak menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan api dalam sekam dan semangat fanatisme tidak pernah lepas, ia tetap hidup dan bergejolak di dalam hati hingga sekarang. Agama Nasrani selamanya melihat Islam dengan kacamata permusuhan, kedengkian dan fanatisme keagamaan yang penuh kebencian. Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia I (1915) Turki Usmani berada dipihak yang kalah. Sampai akhirnya tahun 1919 M, Turki diserbu tentara sekutu. Sejak itu kebesaran Turki Usmani benar-benar tenggelam, bahkan tidak lama kemudian kekhalifahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasaannya yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil alih oleh negara-negara Eropa yang menang perang.[16]








BAB III
KESIMPULAN

Perang Salib merupakan awal penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang selanjutnya membawa kaum muslimin berada dalam jajahan negara-negara Barat. Karena mulai dari Perang Salib I kaum muslimin banyak mengalami kerugian, baik kerugian yang bersifat material seperti banyaknya wilayah Islam yang direbut Barat, juga kerugian non material yang berupa mulai hilangnya peradaban Islam dan mulai masuknya peradaban-peradaban Barat.
Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib berlatar belakang hal-hal berikut :
1. Mercenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara Islam.
2. Missionary yaitu untuk menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya.
3. Military yaitu perluasan daerah militer.
Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah faktor ekonomi dan politik. Bentuk-bentuk penjajahan barat terhadap dunia Islam berupa penyerangan, penaklukan yang mengakibatkan banyak wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara Barat. 
Penjajahan Barat ternyata membawa implikasi yang sangat luas terhadap perkembangan peradaban Islam baik peradaban material yang berupa tehnologi baru, maupun peradaban mental. Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang mana bertujuan untuk memurnikan agama Islam dari pengaruh asing dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.











[1] Dr. Faisal Ismail, MA, Paradigma Kebudayaan Islam, (Y ogyakarta: titian Ilahi Press, 1996), hlm 160-161.
[2] Ibd, hlm 152-155.
[3] Dr. Faisal Ismail, MA, Paradigma Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hlm 152-158.
[4] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 152-159.
[5] Dedi Supriyadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008), hlm 174-175.
[6] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 175.
[7] Ibd, hlm 176.
[8] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 177.
[9] Arif Stiawan, Serangan Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 2. Diakses Tanggal 9 Mei 2012
[10]  Ibd, hlm 3.
[11]  Ibd, hlm 4.
[12]  Arif Stiawan, Serangan Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 5. Diakses Tanggal 9 Mei 2012
[13]  Ibd, hlm 6.
[14]  Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 165-169.
[15] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam (kurikulum 2008, Madrasah Aliyah kelas XII). (Semarang: karya Toha   Putra, 2008), hlm 179-182.
[16] Arif Stiawan, Serangan Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 7-8. Diakses Tanggal 9 Mei 2012

1 komentar:


  1. Islam sudah jelas juga adalah penjajah, penakluk dan perampas pemerintahan yang sah, yang sama seperti penjajah yang lain. Persia dan Romawi diperangi karena tidak menerima Islam, kemudian terus ke arah pemerintahan spanyol dan kerajaan2 eropa dan asia (India, bahkan Indonesia) yang tidak punya urusan dengan Islam namun ternyata diserang dengan dalih 'pembebasan'. Sudah jelas semua negara penjajah adalah sama yaitu merampas pemerintahan yang sah dari suatu bangsa. (lihat Kamus besar Indonesia, PENJAJAH adalah : negeri (bangsa) yang menjajah: dengan kekuatan senjata akhirnya kaum ~ itu berhasil menguasai daerah itu;) Kristen tidak akan berperang dengan Islam jikalau Islam tidak merengsek masuk menghancurkan romawi (yg umumnya kristen) dan terus menerus masuk invasi ke eropa (banyak korban yang terjadi di setiap invasi Islam dan kemudian terjadinya pembalasan oleh kerajaan yang dijajah pastinya). Jelas kalau dilihat dari sudut pandang agama maka Islam menjajah tanah-tanah yang dikuasai oleh agama2 lain terlebih dahulu karena islam datang belakangan. Jikalau anda membaca penguasaan Ottoman di daerah yang dikuasai oleh Kristen maka mereka memberlakukan kelas 2 kepada orang2 kristen dengan berbagai pembatasan seperti pajak, militer, dll (lihat wikipedia : kesultanan ottoman)

    BalasHapus