Jumat, 27 September 2013

ALKOHOL, FENOL, TATA NAMA DAN SIFAT KEASAMAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam Kimia organik, istilah alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari unsure-unsur C, H, dan O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfatannya, dalam sintsesis senyawa organik, alkohol mempunyai peranan penting. Hal ini karena dari alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halida, aldehida, keton, dan asam karboksilat. Di samping sebagai bahan dasar dalam sintesis, alkohol sering kali digunakan sebagai pelarut yang digunakan untuk melangsungkan sejumlah reaksi organik. Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa anggota golongan alkohol yang memilki kegunaan khusus, misalnya methanol digunakan sebagai bahan anti pembekuan, etanol digunakan sebagai sumber panas karena mempunyai nyala yang jernih dan panas, dan laoril alkohol digunakan dalam pembuatan detergen.
Di samping manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga mempunyai struktur yang cukup beragam yang semuanya ditandai dengan adanya gugus –OH (hidroksil) sebagai gugus fungsi golongan alkohol. Dalam makalah ini akan dibahas struktur, klasifikasi, tatanama, dan sifat-sifat alkohol dan fenol.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui tentang senyawa alkohol dan fenol
2.      Mengetahui cara penamaan senyawa alkohol dan fenol
3.      Mengetahui sifat keasaman yang dimiliki oleh senyawa alkohol dan fenol
C.     Signifikasi penelitian : Alkohol, Fenol, Tata nama dan Sifat keasaman
D.    Metode : studi literatur




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Struktur alkohol dan fenol
Rumus umum golongan alkohol dam fenol adalah sama, yaitu ROH, dengan ketentuan bahwa R dapat berupa gugus alkil, gugus alkil tak jenuh, gugus alkil tersubstitusi, dan mungkin bila rantai siklik. Di samping itu dikenal pula golongan alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus –OH. Keberagaman struktur alkohol dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini:
Ø  CH3CH2CH2OH
Ø  CH2=CHCH2OH

B.     Klasifikasi
Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH, golongan alkohol dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Alkohol primer, yaitu dengan gugus –OH yang terikat pada atom C primer.
2.      Alkohol sekunder, yaitu dengan gugus –OH terikat pada atom C sekunder.
3.      Alkohol tersier, yaitu dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier.
 


    CH2OH                   alkohol primer
                                                     
CH3CH2OH                                  alkohol primer

CH3CHCH3                                                              alkohol sekunder
            OH
                                             
                         OH                             alkohol sekunder
                    
       
               CH3   
H3C - C - OH                                alkohol tersier
               CH3
Berdasarkan gugus OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golongan alkohol dapat dibedakan menjadi:
1.      Alkohol monohidroksi, yaitu yang mempunyai satu gugus –OH
      Contoh: CH3CH2OH
2.      Alkohol dihidroksi, yaitu yang mempunyai dua gugus –OH
Contoh: CH2CH2
                         OH  OH
3.      Alkohol trihidroksi
Contoh: CH2CHCH2
                  OH  OH OH
Apabila dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat pada cincin aromatik, maka senyawa tersebut bukan termasuk golongan alkohol, melainkan golongan fenol.
C.     Tata Nama Alkohol dan Fenol
Untuk golongan alkohol, khususnya alkohol alifatik jenuh yang mengandung satu gugus –OH dikenal tiga cara pemberian nama, yaitu:
1.      Tata nama IUPAC
Dalam tata nama ini pada dasarnya digunakan ketentuan yang berlaku untuk golongan alkana. Perbedaan pokoknya adalah digunakannya akhiran –ol sebagai pengganti akhiran –a dalam nama alkana yang terkait. Untuk pemberian nomor pada rantai karbon yang terpanjang harus dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan atom C yang mengikat gugus –OH.
Contoh:
CH3OH                                   metanol
CH3CH2OH                            etanol
CH3CH2CH2OH                     1-propanol
CH3CHCH3                            2-propanol
     OH 

2.      Tata Nama Trivial
Menurut tata nama ini, alkohol diberi nama dengan menyebutkan nama gugus alkil yang mengikat gugus –OH kemudian diikuti dengan kata alkohol.
Contoh :
CH3OH                                   : metil alkohol
CH3CH2OH                            : etil alkohol
CH3CH2CH2OH                     : n-propil alkohol
CH3CHCH3                            : isopropil alkohol
            OH
                            CH3
                  H3C – C - OH                         : tersier-butil-alkohol
                            CH3

3.      Tata Nama Karbinol
Meskipun tata nama ini tidak banyak digunakan, tetapi perlu diketahui sebagai cara lain penamaan alkohol di samping kedua cara yang telah diuraikan sebelumnya. Dasar dari tata nama ini adalah bahwa suku pertama dari deret alkohol alifatik jenuh monohidroksi (CH3OH) dinamakan karbinol. Dengan dasar tersebut suku-suku yang lain dianggap sebagai derifat dari karbinol.
Contoh :
CH3CH2OH                            : metil karbinol
CH3CHCH3                            : dimetil karbinol
                   OH
            (CH3)3COH                             : trimetil karbinol
 


                  CH2OH           : fenil karbinol

Anggota golongan fenol yang lain diberi nama dengan sistem IUPAC dan trivial. Dalam contoh berikut yang ditulis dalam tanda kurung adalah nama trivial.
                                 OH                     hidroksilbenzena (fenol)
 


            OH      1,4-              OH          hidroksilbenzena (hidrokuinon)

D.    Sifat-Sifat Fisika
Alkohol secara umum mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu:
1.      Alkohol monohidroksi suku rendah (1 sampai 4 atom C) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
2.      Makin tinggi berat molekul alkohol makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
3.      Alkohol yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak berwarna.
4.      Alkohol-alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa tapi memberikan kesan panas dalm mulut.
Sifat fisik fenol:
Anggota fenol yang sederhana merupakan zat padat dengan titik lebur rendah. Karena adanya ikatan hydrogen diantara molekul-molekulnya, maka titik didih cairannya tinggi. Fenol (C6H5OH) sedikit larut dalam air (9 gram per 100 gram air) sedangkan anggota fenol yang lain pada dasarnya tidak larut dalam air. Bila dalam struktur fenol tidak terdapat gugus penyebab timbulnya warna, maka senyawanya juga tidak berwarna. Seperti halnya golongan amina aromatik, golongan fenol mudah sekali teroksidasi, dan memberikan hasil oksidasi yang berwarna (kecuali bila derajat kemurniannya tinggi).

BAB III
KESIMPULAN
Alkohol dan fenol memiliki rumus umum yang sama yaitu ROH, dengan ketentuan bahwa R dapat berupa gugus alkil, gugus alkil tak jenuh, gugus alkil tersubstitusi, dan mungkin bila rantai siklik. Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH, golongan alkohol dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Dalam cara pemberian tata nama alkohol dan fenol, dilakukan dengan tiga cara yaitu, tata nama IUPAC, tata nama trivial dan tata nama karbinol.















DAFTAR PUSTAKA

Hard, Harold, dkk. 2003. Organic Chemistry, A Short Course. Alih bahasa: Suminar Setiati Ahmadi. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga
Parlan & Wahyudi. 2001. Kimia Organik 1, Common Text Book. Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM

Fessenden, J.S & Joan S. Fessenden. 1986. Organic Chemistry. Alih bahasa: Aloysius Hadyana P. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar