Kamis, 27 Desember 2012

Mengapa Terjadi Krisis Energi?


Dalam ilmu fisika, kita sering mendengar istilah hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah bentuk dari energi yang satu ke energi yang lainnya. Akan tetapi mengapa muncul istilah krisis energi ?.
Istilah krisis energi muncul seiring berjalannya waktu dan berkurangya sumber energi yang ada di alam semesta ini, seperti minyak bumi, gas, batu bara, dan sumber energi yang lainnya. Sumber-sumber energi tersebut suatu saat nanti pasti akan habis jika digunakan secara terus menerus oleh manusia tanpa adanya suatu pengontrolan untuk membatasi penggunaan sumber energi tersebut dan tanpa adanya terobosan-terobosan baru untuk menemukan pengganti sumber energi tersebut. Namun pada hakekatnya energi yang ada di alam semesta ini jumlahnya tidak berubah, baik bertambah maupun berkurang, karena energi tersebut hanya berubah bentuk dari energi yang satu ke energi lainnya. Jadi krisis energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah berkurangnya sumber-sumber energi yang ada di alam semesta ini.

Percobaan Kimia Anorganik


Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
Pada saat proses pencampuran antara air (H2O)  dan harpic yang mengandung larutan HCl 95%, larutan berubah menjadi biru. Warna biru ini dihasilkan dari harpic yang berwarna biru pekat menjadi warna biru yang tingkat warnanya menurun karena proses pengenceran dengan air (H2O) tersebut. Kemudian setelah larutan ditambah dengan sunlight yang mengandung natrium dodesil benzena sulfinat (Na-LAS) 18,70% yang merupakan natrium alkil benzena sulfonat. Kemudian campuran tersebut dikocok, dari larutan tersebut timbul busa. Hal ini dikarenakan sifat yang dimiliki oleh senyawa yang terkandung dalam sunlight (Na-LAS), sehingga pada saat dikocok timbul busa. Larutan kemudian dicampur dengan potongan-potongan kecil dari cangkang telur. Dari dalam larutan timbul gelembung-gelembung yang menyebabkan busa sampai tumpah dari botol. Gelembung tersebut berasal dari senyawa yang terkandung dalam cangkang telur yaitu kalsium karbonat (CaCO3) yang bereaksi dengan air (H2O) dan terurai kembali menghasilkan senyawa karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) serta perubahan temperature menjadi panas. Adapun reaksinya:
CaCO3 (s)  +  H2O (l)  →  CaO (s)  +  H2CO3  (aq)
H2CO3  (aq)  →  CO2 (g)  +  H2O (l) 
CaO (s)  + H2O (l)   →  Ca(OH)2 (s)  +  Panas
Larutan disimpan selama 2 hari. Pada hari pertama, seluruh cangkang telur berada dibawah dan terdapat endapan yang berwarna biru diatas dan dibawah permukaan, serta terdapat larutan yang berwarna biru kehijauan diantara endapan tersebut. Endapan biru tersebut berasal dari reaksi antara cangkang telur (CaCO3) dan harpic (HCl), sesuai dengan reaksi:
CaCO3 (s)  +  HCl (aq)  →  CaCl (s)  +   HCO3 (aq)  
 Pada hari kedua, semua endapan biru yang berada diatas permukaan jatuh ke dasar permukaan (diatas cangkang telur), sehingga menyebabkan larutan yang berwarna biru kehijauan berada diatas permukaan.
Dari data pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada percobaan tersebut terjadi reaksi kimia. Hal ini ditandai dengan adanya pelepasan gas CO2, perubahan temperature menjadi panas, pembentukan endapan yang berwarna biru dan perubahan warna dari warna biru pekat menjadi biru kehijauan. Adapun reaksi keseluruhan dari percobaan diatas yaitu:
Na abs (C17H35COONa) (aq) + CaCO3 (s) + HCl (aq) + H2O (l) → H2CO3  (aq) + CaCl (s)

Hubungan 1/T dengan ln S


            Dalam ilmu kimia, terdapat dua macam reaksi kimia berdasarkan kalor yang diserap maupun kalor yang dilepaskan, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Pada reaksi ini terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan. Sistem melepaskan energi yang menyebabkan entalpi sistem akan berkurang, sehingga entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi reaksi dan perubahan entalpi (ΔH) reaksinya bernilai negatif. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Pada reaksi ini terjadi aliran kalor dari lingkungan ke sistem. Sistem menerima energi yang menyebabkan entalpi sistem akan bertambah, sehingga entalpi produk lebih besar dari pada entalpi reaktan dan perubahan entalpinya (ΔH) bernilai positif. 

            ln s = - ΔH  .   1   + C
                           R      T

 
            Dari kedua reaksi, yaitu reaksi eksoterm dan endoterm dapat dibuktikan dengan grafik hubungan antara ln s dengan 1/T. Grafik ini dapat digunakan untuk membuktikan apakah suatu reaksi berlangsung secara eksoterm maupun endoterm, yaitu dengan cara menentukan nilai dari entalpi perubahan (ΔH)  reaksi tersebut yang ditentukan dengan mencari nilai dari gradien garisnya (m). apabila gradien garisnya (m) bernilai positif (+), maka perubahan entalpi (ΔH) bernilai negatif (-) dan reaksi berlangsung secara eksoterm. Sedangkan apabila gradien garisnya (m) bernilai negatif (-), maka perubahan entalpi (ΔH) bernilai positif (+) dan reaksi berlangsung secara endoterm. Hal ini sesuai dengan persamaan:




y = mx + c

 
           
    
           
            Berdasarkan grafik hubungan antara ln s dengan 1/T dihasilkan dua grafik, yaitu grafik reaksi eksoterm apabila grafik tersebut menunjukkan grafik fungsi kenaikan nilai ln s terhadap 1/T. artinya, semakin besar nilai 1/T, maka nilai ln s semakin besar pula. Sebaliknya, semakin kecil nilai 1/T, maka semakin kecil pula nilai ln s nya. Selain grafik eksoterm, dihasilkan juga grafik endoterm apabila grafik tersebut menunjukkan grafik fungsi penurunan nilai ln s terhadap 1/T. artinya, semakin besar nilai 1/T, maka nilai ln s semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil nilai 1/T, maka semakin besar nilai ln s nya.



Judul Skripsi Pendidikan Kimia


1.    PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI POKOK PEMISAHAN CAMPURAN : Analisis Aspek Konten Sains Siswa SMP Kelas VII
2.    ANALISIS DOMAIN KOGNITIF DAN TIPE PERMASALAHAN DALAM SOAL TES FORMATIF DAN SUMATIF PADA MATERI KIMIA DI KELAS XI SEMESTER II SMA BERWAWASAN INTERNASIONAL
3.    PEMRODUKSIAN VIDEO DEMONSTRASI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA
4.    ANALISIS LEVEL MIKROSKOPIK DALAM BUKU TEKS KIMIA SMA, PEMBELAJARAN, DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
5.    PEMBELAJARAN KIMIA KONTEKSTUAL PADA MATERI POKOK PEMISAHAN CAMPURAN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA :Analisis Aspek Afektif Siswa SMP Kelas VII
6.    ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI KONSEP PH DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI METODE PRAKTIKUM
7.    PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INTERTEKSTUALITAS PADA MATERI HIDROLISIS SMA KELAS XI
8.    PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LITERASI SAINS DAN TEKNOLOGI PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI
9.    PEMBUATAN SOFTWARE MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
10. ANALISIS PENGAJARAN GURU KIMIA SMA KELAS XI PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS BERDASARKAN INTERTEKSTUALITAS ILMU KIMIA
11. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INTERTEKSTUALITAS PADA MATERI KELARUTAN DAN TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN SMA KELAS XI
12. ANALISIS LEVEL MIKROSKOPIK DALAM BUKU TEKS KIMIA SMA, PEMBELAJARAN, DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
13. ANALISIS CAKUPAN MATERI DAN KOMPETENSI KIMIA PADA STUDI PISA NASIONAL 2006
14. FORTIFIKASI TEPUNG BELUT (Monopterus albus) PADA PRODUKSI KERUPUK BERPROTEIN TINGGI
15. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPSq (THINKPAIRSQUARE) PADA TOPIK MINYAK BUMI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA
16. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
17. PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROBLEM SOLVING SISWA SMK KELAS X PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA
18. PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN SENYAWA HIDROKARBON
19. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SKALA SIKAP SISWA SMA KELAS XII TERHADAP PRAKTIKUM KIMIA
20. ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS MATERIAL LOKAL
21. PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SISWA SMA KELAS XI PADA METERI POKOK HIDROLISIS GARAM
22. ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
23. PROFIL KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA SMA PADA TOPIK SIFAT LARUTAN PENYANGGA
24. PEMAHAMAN BAHAN AJAR HASIL TERJEMAHAN DARI TEXTBOOK CHEMISTRY POKOK BAHASAN PENYEBAB PERUBAHAN
25. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DALAM MATERI HIDROLISIS GARAM
26. PROFIL KECAKAPAN HIDUP GENERIK SISWA SMA KELAS X PADA PEMBELAJAR HIDROKARBON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
27. ANALISIS SOAL-SOAL SELEKSI OLIMPIADE KIMIA TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2006 DAN TAHUN 2007 PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK
28. PENERAPAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI KINERJA SISWA SMK KELAS XI DALAM PRAKTIKUM TITRASI ASAM-BASA
29. UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK KELAS XI PADA PEMBELAJARAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING
30. PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI
31. PROFIL KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA SMA PADA SUB TOPIK PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP DAYA HANTAR LISTRIK
32. ANALISIS KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL KIMIA LEVEL SIMBOLIK SECARA SISTEMATIK OLEH SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
33. ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY
34. UJI BANDING PENGGUNAAN PAPAIN DARI EKSTRAK GETAH PEPAYA DAN PAPAIN MURNI PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE
35. PENERAPAN METODE JARIMATIKA PERKALIAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN
36. PROFIL POLIMORFISME URUTAN NUKLEOTIDA DAERAH HIPERVARIABEL I DNA MITOKONDRIA MANUSIA SUKU ENDE NUSA TENGGARA TIMUR
37. ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT KOLOID DALAM KEHIDUPAN MELALUI PEMBELAJARAN STM
38. PENGARUH PENGGUNAAN BENTONIT TERMODIFIKASI FATTY IMIDAZOLINIUM PADA STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTER MEKANIS NANOKOMPOSIT POLIETILENA-ORGANOBENTONIT
39. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI PADA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT KOLOID DALAM KEHIDUPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT
40. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
41. FASILITASI PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN IKATAN IONIK MELALUI STRATEGI KONFLIK KOGNITIF
42. ANALISIS BAHAN AJAR HASIL TERJEMAHAN BUKU TEKS CHEMISTRY POKOK BAHASAN ATOM DAN MOL
43. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA POKOK BAHASAN TABEL PERIODIK YANG BERSUMBER DARI TEXTBOOK CHEMISTRY KARANGAN MYERS et al.
44. KAJIAN TERMODINAMIKA INTERAKSI LIGAN BIOFLOKULAN DYT TERHADAP LOGAM KOBALT (II) MELALUI ANALISIS KONDUKTIVITAS, SPEKTROFOTOMETER UV-VIS DAN TGA
45. UJI AKTIFITAS PRODUK MODIFIKASI SISTIN DENGAN PEG 400 SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM MEDIA HCl 0,5 M JENUH CO2
46. ANALISIS KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA SMK PADA SUB POKOK BAHASAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI METODE PRAKTIKUM
47. ANALISIS BAHAN AJAR HASIL TERJEMAHAN BUKU TEKS CHEMISTRY POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI
48. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA POKOK BAHASAN MAKROMOLEKUL YANG BERSUMBER DARI BUKU TEKS CHEMISTRY KARANGAN MYERS et al
49. PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
50. ANALISIS BAHAN AJAR HASIL TERJEMAHAN BUKU TEKS CHEMISTRY POKOK BAHASAN MATERI DAN ENERGI

Jumat, 14 Desember 2012

Puisi Cinta Kimia


Dear …Jae-in…
Kini ku menyadari kalau aku hanyalah elektron yang takkan sanggup mencapaimu, protonku. Yang jauh di inti sana bersama neutron yang lebih hebat dariku.
Jae-in, aku bisa saja tereksitasi dan berpindah orbital untuk bisa mendekati nucleus hatimu. Tapi aku tak cukup memiliki energi aktivasi untuk memulai reaksi cinta ini.
Mungkin…takan pernah ada kesetimbangan reaksi cinta diantara kita.
Jae in… maafkan aku telah menjadi inhibitor laju reaksi cintamu dengannya, lalu haruskah aku menjadi katalis laju reaksi cintamu???
Baiklah… aku akan menjadi buffer reaksi cintamu, itu sudah cukup bagiku.
Taukah kau, proton akan sendirian bila tidak ada elektron yang mengelilinginya. Mungkin sebaiknya kau di inti sana dan aku akan mengelilingimu di orbitku.

by: @RQ_H@

Sabtu, 03 November 2012

Elemen Kimia Terbaru Diberi Nama Copernicium

Elemen kimia terbaru 112 pada tabel periodik akan diberi nama copernicium. Pemberian nama tersebut merupakan bentuk penghargaan bagi ahli astronomi Nicolaus Copernicus. "Kami ingin menghormati seorang ilmuwan terkemuka yang merubah pandangan kami di dunia," kata Hofmann Sigurd, ketua tim penemuan pusat penelitian ion berat Helmholtz Center di Kota Darmstadt, Jerman, baru-baru ini. 

Copernicus yang hidup pada kurun waktu 1473-1543, telah membuktikan bahwa matahari merupakan orbit bumi. Penemuannya itu dinilai membuka jalan pada manusia untuk melihat dunia.

Sekedar informasi, pada tahun 1996 ilmuwan menemukan elemen 112. Elemen kimia bernomor 112 atau uninbium akan dimasukkan dalam tabel periodik secara resmi oleh The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) dalam waktu dekat. Uninbium merupakan bahasa Latin dari angka 112. 

Uninbium pertama kali diciptakan dengan cara menembakkan atom elemen seng (Zn) ke logam timbal (Pb) melalui akselerator partikel sepanjang 120 meter. Elemen ini memiliki massa 277 kali lebih berat dari hidrogen sehingga menjadi elemen terberat yang ada dalam tabel periodik.(AND/LiveScience)

Jumat, 28 September 2012

Humor Kimia

Senyum dulu aaahhh ..... (Humor)
Ahli kimia tentu sudah tahu dan mengenal ikatan hidrogen, ikatan kovalen, ikatan ionik dll. Beberapa journal ilmiah telah melaporkan adanya ikatan baru dalam bidang kimia.Ikatan tersebut jauh lebih kuat dari jenis-jenis ikatan kimia yang telah di laporkan sebelumnya. Oleh penemunya, ikatan itu di sebut dengan "ikatan kimia cinta" . Jika atom Lk berikatan kimia dengan atom Pr, walaupun jarak antar atomya berjauhan ratusan kilometer, ribuan kilometer, bahkan lintas antar benua, ikatannya tetap terasa dan sulit dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini tidak bisa dijelaskan oleh hukum mekanika Newton bahkan mekanika kuantum sekalipun. Menurut hukum gaya elektrostastik, besarnya gaya tarik antar partikel berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar partikel. Tetapi pada ikatan kimia cinta, jarak antar partikel tidak mempengaruhi besarnya gaya tarik antar partikel.
Atom Lk kerap kali mengirimkan foton dengan panjang gelombang tertentu, sehingga atom Pr tergetar dan tereksitasi dari ground state-nya. Ketika berdekatan dengan atom Pr, inti atom Lk berdegub kencang serasa ingin meluruh dan gemetaran sehingga membebaskan sejumlah radiasi sinar gamma, walaupun atom Pr hanya melintas sesaat.
Pada situasi dan kondisi tertentu diperlukan suatu katalis untuk mempercepat reaksi antara atom Lk dan Pr. Seringkali katalis ini di perlukan karena atom Pr bersifat pemalu. Ahli kimia menyebut katalis ini sebagai "mak comblang". Jika atom Pr sudah resmi menerima atom Lk sebagai calon pasangan untuk membentuk sebuah molekul rumah tangga, berarti tinggal satu tahap mekanisme lagi agar reaksi tersebut bertahan dengan sempurna.
Tahap selanjutnya adalah proses yang sangat menentukan kinetika reaksi. Keluarga isotop atom Lk bergerak menuju kediaman keluarga isotop atom Pr. Setelah proses serah terima elektron sebagai maskawin selesai dan penyatuan keduanya telah di resmikan oleh partikel yang berwenang, maka ikatan kimia cinta atom Lk dan atom Pr telah terbentuk secara lengkap. Keduanya akan berikatan selamanya sampai akhir hayat, ketika waktu paruh mereka berdua telah mencapai limit tak sampai. Akan tetapi, sebelum habis meluruh, keduanya akan membentuk kompleks teraktivasi, untuk menghasilkan partikel partikel baru yaitu, Lk junior dan Pr junior. Mekanisme pembentukan ikatan ini berlaku untuk setiap isotop Lk dan Pr lainnya, sehingga selalu ada kesinambungan generasi.


Jumat, 14 September 2012

Rudolf Julius Emanuel Clausius

Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888) adalah ahli fisika matematik Jerman, penemu Hukum Termodinamika II, penemu entropi, penemu teori elektorolisis, doktor, guru besar, dan pengarang. Ia lahir di Koslin, Prusia, sekarang di Koszalin, Polandia, pada tanggal 2 Januari 1922 dan meninggal di Bonn tanggal 24 Agustus 1888, sekarang di Jerman pada umur 66 tahun. Ia kuliah di Unervisitas Berlin dan mendapat doktor dari Halle pada tahun 1848 ketika berumur 26 tahun. Dua tahun kemudian (1850) ia diangkat menjadi guru besar fisika di sekolah mesin dan artileri di Berlin, pada tahun 1867 ia jadi guru bedar fisika di Unirvesitas Wurzburg sampai tahun 1869. Kemudian ia mengajar di Universitas Bonn.
Clausius adalah ahli fisika teori atau fisika murni. Ia tidak mengadakan experimen. Ia menerapkan matematika untuk membuat teori yang dapat menjelaskan. Hasil pengamatan dan exprimen orang lain. Pada tahun 1850 ia membuat karya tulis yang mengungkapkan penemuannya, ialah hukum termodinamika II dan entropi termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari energi dan semua bentuk perubahanya terutama menganai hubungan panas dan kerja. Hukum termodinamika II berbunyi “Panas tidak dapat dengan sendirinya berpindah dari badan yang lebih dingin ke badan yang lebih panas”. Di alam semesta terjadi decara terus – menerus perpindahan panas atau energi dari badan angkasa yang panas ke badan angkasa yang dingin. Maka berabad-abad kemudian semua panas atau energi akan terbagi merata keseluruh bagian alam semesta. Keadaan seimbang ini disebut entropi. Ini berati dunia kiamat, karena semua gerak dan kehidupan berhenti.
Clasius juga mengemukakan teori elektrolisis atau elektrolisa, ialah penguraian zat cair denga aliran listrik searah. Para ilmuan sebelumnya berpendapat bahwa dalam entrolisis, air terurai menjadi hidrogen dan oksigen karena gaya listrik. Tapi Clasius berpendapat bahwa atom-atom molekul selalu bertukar. Gaya listrik hanya megarahkan pertukaran itu.

Jacobus Henricus van 't Hoff

Jacobus Henricus van 't Hoff adalah kimiawan fisika dan organik Belanda dan pemenang Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1901 Penelitiannya pada kinetika kimia, kesetimbangan kimia, tekanan osmotik dan kristalografi diakui sebagai hasil karya utamanya. Jacobus juga mendirikan bidang ilmu kimia fisika, ia juga dianggap sebagai salah satu kimiawan terbesar sepanjang masa bersama kimiawan Perancis Antoine Lavoisier, Louis Pasteur dan ahli kimia Jerman Friedrich Wöhler. Ia lahir di Rotterdam, Belanda 30 Agustus 1852, anak ke-3 dari 7 bersaudara Jacobus Henricus van 't Hoff, seorang dokter dan Alida Jacoba Kolff. Pada 1869 memasuki Universitas Teknologi Delft dan menerima gelar diploma dalam teknologi pada 1871.
Setelah menghabiskan masa setahun di Leiden, terutama untuk matematika, ia pindah ke Bonn untuk bekerja dengan Kekule von Stradonitz 1872 - 1873; lalu dilanjutkan di Paris dengan C.A. Wurtz, saat ia menempuh sebagian besar kurikulum antara 1873-1874. Ia kembali ke Belanda pada 1874 mendapat gelar doktor bersama E. Mulder di Utrecht. Pada 1876 ia menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Hewan di Utrecht dan meninggalkan kedudukan ini untuk jabatan yang sama di Universitas Amsterdam tahun berikutnya. Pada 1878 menjadi Guru Besar Kimia, Mineralogi, dan Geologi. Setelah menjabat selama 18 tahun ia menerima undangan ke Berlin sebagai Profesor Kehormatan dan keanggotaan di Akademi Ilmu Pengertahuan Kerajaan Prusia. 
Alasan perubahan ini ialah karena ia terlalu dibebani dengan kewajiban memberi kuliah dasar dan menguji banyak mahasiswa, termasuk juga propaedeutika medis malah, membuat waktu untuk risetnya jadi berkurang. Ia adalah penasihat yang rajin untuk pembentukan pembagian khusus pekerja ilmiah. Ia tetap dalam kedudukan ini hingga akhir hayatnya. Pada 1878 ia menikahi Johanna Francina Mees. Mereka memiliki 2 putri, Johanna Francina (l. 1880) dan Aleida Jacoba (l. 1882) dan 2 putra, Jacobus Hendricus (l. 1883) dan Govert Jacob (l. 1889). 
Van 't Hoff terkenal karena terbitannya membuka zaman baru. Tesis kedoktorannya (1874) berjudul Bijdrage tot de Kennis van Cyaanazijnzuren en Malonzuur (Sumbangan pada Pengetahuan Asam Sianoasetat dan Malonat). Beberapa bulan sebelumnya ia telah menerbitkan Voorstel tot Uitbreiding der Tegenwoordige in de Scheikunde gebruikte Structuurformules in de Ruimte (Usulan untuk Pengembangan Rumus Struktur Kimia Tiga Dimensi). Selebaran kecil ini, terdiri atas 12 halaman teks dan 1 halaman diagram mendorong perkembangan stereokimia. Konsep "atom karbon asimetris", yang berhubungan dengan naskah ini mendukung penjelasan pembentukan sejumlah isomer yang tak bisa dijelaskan rumus struktur saat itu. Ia menekankan perhatian pada hubungan aktivitas optik dan kehadiran atom karbon asimetris. 
Gagasan revolusionernya ini baru diakui setelah karyanya pada 1875 Chimie dans l'Espace-nya (Kimia dalam Ruang) terbit setelah terjemahan Jermannya muncul, dengan pasal pendahuluan dari J. Wislicenus. Melalui Dix Années dans l'Histoire d'une Théorie (Sepuluh Tahun perjalanan Sejarah Sebuah Teori) ia dihargai walau di saat yang sama Joseph Le Bel telah mengemukakan gagasan ini, meski dalam bentuk yang lebih abstrak. Pada 1884, sejak terbitnya Études de Dynamique chimique (Kajian mengenai Dinamika Kimia), ia memasuki bidang kimia fisika untuk pertama kali. 
Sumbangan besarnya ialah mengenai pengembangan hukum termodinamika umum pada hubungan antara perubahan tekanan dan pemindahan kesetimbangan sebagai akibat variasi suhu. Pada volume tetap kesetimbangan dalam sebuah sistem akan cenderung berubah dalam arah untuk melawan perubahan suhu yang ditentukan pada sistem ini. Penurunan suhu menyebabkan lepasnya panas dan menaikkan suhu menyebabkan penyerapan panas. Asas kesetimbangan bergerak ini digeneralisasi 1885 oleh Henri Louis le Chatelier yang memperluas dengan perubahan volume untuk perubahan tekanan yang dipaksakan; ini dikenal sebagai asas van 't Hoff-Le Chatelier. 
Di tahun 1885 L'Équilibre chimique dans les Systèmes gazeux ou dissous à I'État dilué (Kesetimbangan Kimia dalam Sistem Gas atau Larutan yang Ditambah Air). Di sinilah ia menunjukkan bahwa "tekanan osmotik" dalam larutan yang dicairkan secukupnya sebanding terhadap konsentrasi dan temperatur penuh agar tekanan ini bisa diwakili dengan rumus yang hanya menyimpang dari rumus tersebut untuk tekanan gas yang dilambangkan dengan i. Ia menentukan nilai i dengan sejumlah cara, sebagai contoh dengan menggunakan tekanan uap dan hukum Raoult pada penurunan titik beku. Demikian van 't Hoff bisa membuktikan bahwa hukum termodinamika tak hanya sah buat gas, namun juga buat larutan cair. Hukum tekanannya, yang diberikan keabsahan umum oleh teori disosiasi elektrolisis Arrhenius (1884-1887). Orang asing pertama yang datang untuk bekerja dengannya di Amsterdam (1888) – dianggap sebagai yang terlengkap dan terpenting dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam. 
Pada saat di Berlin 1896 - 1905 ia sibuk pada masalah asal endapan samudera, dengan rujukan khusus yang dibentuk di Stassfurt. Pada kerja yang lebih luas ia dibantu khususnya oleh W. Meyerhoffer, yang sebelumnya telah bekerja dengannya di Amsterdam. Kemungkinan ialah orang pertama yang menerapkan hasil skala kecil di laboratorium, pada fenomena yang terjadi pada skala besar di alam. Hasil penyelidikan ini kebanyakan diterbitkan di Laporan Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia, diringkaskan dalam karya 2 jilid Zur Bildung ozeanischer Salzablagerungen, 1905-1909. van 't Hoff amat menghargai kekuatan imajinasi dalam kerja ilmiah, sebagaimana nyata dalam pidato pelantikannya pada pengambilan jabatan profesornya di Amsterdam: Verbeeldingskracht in de Wetenschap (Kekuatan Imajinasi dalam Sains), ia tiba pada kesimpulan bahwa para ilmuwan yang menonjol telah memiliki kualitas tingkat tinggi ini. Wilhelm Ostwald, membuat Zeitschrift für physikalische Chemie dengannya di Leipzig, bisa dianggap sebagai pendiri kimia fisika.
Hadiah Nobel Kimia (1901) titik kulminasi karirnya. Pada 1885 diangkat sebagai anggota Akademi Ilmiah Kerajaan Belanda, setelah nominasinya tak dimasukkan pada 1880. Di antara medalinya yang lain ialah gelar doktor kehormatan dari Harvard dan Yale (1901), Universitas Victoria Manchester (1903), Heidelberg (1908); Medali Davy dari Royal Society (1893), Medali Helmholtz dari Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia (1911); ia juga diangkat sebagai Chevalier de la Legion d'Honneur (1894), Senator der Kaiser-Wilhelm-Gesellschaft (1911). Ia juga anggota kehormatan Chemical Society, London (1898), Akademi Ilmiah Kerajaan, Gottingen (1892), American Chemical Society (1898), Académie des Sciences, Paris (1905).
Van 't Hoff pecinta alam, sebagai mahasiswa di Leiden ia sering ikut dalam perjalanan botanis dan kemudian di Bonn ia benar-benar menikmati pegunungan di sekitarnya, berjalan panjang sendiri atau bersama-sama. Deskripsi perjalanannya ke AS, berasal dari undangan ceramah ke Universitas Chicago, menunjukkan cintanya pada perjalanan. Penerimaannya pada filsafat dan kegemarannya pada puisi juga nyata pada awal-awal ia bersekolah di Lord Byron ialah pujaannya. van 't Hoff meninggal di Steglitz dekat Berlin pada 1 Maret 1911.

Benjamin Thompson

Benjamin Thompson atau 'Count Rumford' (1753 – 1814) adalah penemu, ilmuwan, negarawan, dan tentara terkenal kelahiran Amerika. Benjamin Thompson dilahirkan di Woburn Utara, Massachusetts pada tanggal 26 Maret 1753 beragama Anglican. Ayahnya adalah seorang petani dan meninggal ketika Benjamin Thompson berumur 2 tahun. Ibunya, Ruth Simonds menikah lagi dengan Josiah Pierce pada bulan Maret 1976. Di masa kecilnya, Benjamin Thompson memiliki keterbatasan untuk sekolah sehingga dia lebih banyak belajar sendiri dan kemudian mendapat banyak pengetahuan dari teman dan kenalannya. Pada usia 13 tahun, Benjamin Thompson mulai melakukan beberapa pekerjaan seperti menjadi juru tulis seorang importer, pedagang bahan kering dan kemudian magang di Doctor John Hay of Woburn, dimana Thompson mendapatkan banyak pengetahuan tentang ilmu medis. Bakat Thompson dalam bekerja dengan alat mekanis dan kemampuan bahasanya yang sangat baik membuat John Fowle, salah satu guru lulusan Harvard, membantunya untuk belajar dengan Professor John Winthrop di Harvard.
Pada tahun 1772, Thompson meninggalkan kota kelahirannya dan mengajar di salah satu sekolah di Bradford, Massachusetts sambil mempelajari ilmu pengetahuan pada Samuel Williams. Tidak beberapa lama kemudian, Thompson berpindah mengajar di Concord, New Hampshire atas undangan dari Timothy Walker. Di sana Benjamin Thompson hidup menumpang dan kemudian menikahi anak dari tuan rumahnya, Sarah Walker Rolfe yang merupakan janda kaya di daerah Concord. Istrinyalah yang memperkenalkan Thompson pada Gubernur Wentworth dari New Hampshire dan mengangkatnya menjadi mayor di New Hampshire Militia.
Pada saat revolusi Amerika meledak, Thompson diajak bergabung dengan Amerika untuk melawan Inggis karena dia memiliki hubungan penting dengan pemerintah Inggris namun dia menolak. Benjamin Thompson meninggalkan keluarganya di Amerika pada tahun 1974 dan bergabung dengan pemerintah Britania Raya (Inggris) sebagai penasihat Jenderal Thomas Gage. Pada tahun 1776, Thompson bekerja sebagai juru tulis di Sekretariat Negara kemudian jabatannya terus naik menjadi Sekretaris Provinsi Georgia, dan pada tahun 1779 Benjamin Thompson menjadi salah satu anggota Royal Society.
Selain politik, dunia militer juga digeluti oleh Benjamin Thompson. Benjamin Thompson pernah menjabat sebagai letnan kolonel pasukan Britania Raya dan mendapatkan gelar kesatrian dari Raja George III. Pada tahun 1785, Benjamin Thompson bergabung bersama pasukan Austria untuk melawan Turki dan di sana dia berkenalan dengan Pangeran Maximillian dari Bavaria yang mengundangnya untuk tinggal Bavaria. Thompson tinggal di Bavaria selama beberapa tahun untuk memimpin pasukan Bavaria yang kurang mendapatkan perhatian dan penghidupan yang layak, kemudian membuat perubahan besar di daerah tersebut. Para tentara diberi bayaran lebih tinggi, dibuatkan sarana rekreasi, dan diberikan pendidikan gratis baik untuk tentara maupun anak-anak mereka. Benjamin Thompson juga memberikan penghasilan kepada pengemis jalanan dengan mempekerjakan mereka untuk menjahit pakaian tentara Bavaria yang kurang layak pakai. Pada tahun 1971, Benjamin Thompson dianugerahi gelar Count of the Holy Roman Empire. 
Di samping mengurusi masalah politik dan militer, Thompson juga aktif meneliti berbagai hal, terutama bidang Fisika. Sekitar tahun 1975, Benjamin Thompson meneliti tentang gaya pada bubuk mesiu dan membangun sistem sinyal kelautan yang baru bagi tentara Inggris. Kontribusinya yang terbesar pada dunia Fisika adalah pemikirannya tentang teori kalor. Pada akhir abad ke-18, teori kalori yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan fluida yang dapat mengalir ke dalam tubuh ketika dipanaskan dan mengalir keluar ketika didinginkan.
Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan adanya penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di dalam laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry concerning the Source of Heat excited by Friction" (1798), Benjamin Thompson mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis akan menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis. Peristiwa itu tak dapat dijelaskan dengan teori kalori terdahulu. 
Di dalam laporan tersebut terdapat perhitungan jumlah kuantitas kalor yang diproduksi oleh energi mekanis. Teori yang dikemukakan Thompson bertentangan dengan teori kalori yang terdahulu dan banyak orang pada saat itu yang tidak yakin dengan Thompson hingga James Maxwell mengemukakan teori kinetik kalor pada tahun 1871. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven, ketel ganda, dan pakaian penahan panas, serta mengembangkan cerobong asap dan tungku perapian yang ada. 
Pada tahun 1804, Thompson menetap di Paris dan menikah dengan Madame Lavoisier, janda seorang ahli kimia Perancis, Antoine Lavoisier. Pernikahan tersebut hanya bertahan beberapa tahun dan pada 1807 Benjamin Thompson pensiun dan menetap di desa Auteuil dekat Paris. Thompson menjadi anggota Institusi Nasional Perancis sebagai dan secara rutin berkontribusi dalam berbagai pertemuan dan debat ilmu pengetahuan.
Penghargaan yang pernah diraihnya adalah Copley Medal. Setelah perceraiannya, Thompson dirawat oleh anak perempuannya hingga pada tanggal 21 Agustus 1814, Benjamin Thompson meninggal di Auteuil, Paris pada usia 61 tahun. Dibangun Monumen Benjamin Thompson di English Garden.

Kamis, 13 September 2012

Antoine Laurent Lavoisier


Ilmuwan Perancis hebat Antoine Laurent Lavoisier merupakan tokoh terkemuka di bidang perkembangan ilmu kimia. Pada saat kelahirannya di Paris tahun 1743, ilmu pengetahuan kimia ketinggalan jauh ketimbang fisika, matematika dan astronomi. Sejumlah besar penemuan yang berdiri sendiri-sendiri sudah banyak diketemukan oleh para ahli ilmu kimia, tetapi tak satu pun kerangka teori yang dapat jadi pegangan yang dapat merangkum informasi yang terpisah-pisah. Pada saat itu tersebar semacam kepercayaan yang tak meyakinkan bahwa air dan udara merupakan substansi yang elementer. Lebih buruk lagi, adanya kesalahfahaman mengenai hakekat daripada api. Kepercayaan yang berkembang saat itu adalah bahwa semua proses pembakaran benda mengandung substansi duga-dugaan yang disebut "phlogiston," dan bahwa selama proses pembakaran, substansi barang yang terbakar melepaskan phlogiston-nya ke udara.

    Dalam jangka waktu antara tahun 1754 - 1774, ahli-ahli kimia berbakat seperti Joseph Black, Joseph Priestley, Henry Cavendish dan lain-lainnya telah mengisolir arti penting gas seperti oxygen, hydrogen, nitrogen dan carbon dioxide. Tetapi, sejak orang-orang ini menerima teori phlogiston, mereka tidak mau memahami hakikat atau arti penting substansi kimiawi yang telah mereka ketemukan. Oxygen, misalnya, dipandang sebagai udara yang semua phlogiston-nya telah dialihkan. (Sebagaimana diketahui bahwa serpihan kayu lebih sempurna terbakar dalam oxygen ketimbang dalam udara; mungkin ini akibat udara lebih mudah menghisap phlogiston dari kayu yang terbaru). Jelas, kemajuan nyata di bidang kimia tidak bisa terjadi sebelum dasar-dasar utamanya dapat difahami.

    Adapun Lavoisier yang berhasil dan menangani bagian-bagian yang menjadi teka-teki menjadi satu kesatuan yang dapat dibenarkan dan menemukan arah yang tepat dalam teori ilmu kimia. Pada tahap pertama, kata Lavoisier, teori phlogiston sepenuhnya meleset: tidak ada benda yang namanya phlogiston. Proses pembakaran terdiri dari kombinasi kimiawi tentang terbakarnya barang dengan oxygen. Kedua, air bukanlah barang elementer samasekali melainkan satu campuran antara oxygen dan hydrogen. Udara bukanlah juga substansi elementer melainkan terdiri terutama dari campuran dua jenis gas, oxygen dan nitrogen. Semua pernyataan ini kini tampak gamblang sekarang, tetapi belum bisa ditangkap baik oleh pendahulu-pendahulu Lavoisier maupun rekan sejamannya. Bahkan sesudah Lavoisier merumuskan teorinya dan mengajukan kepada kalangan ilmuwan, toh masih banyak juga pemuka-pemuka ahli kimia yang menolak gagasan teori ini. Tetapi, buku Lavoisier yang brilian Pokok-pokok Dasar Kimia (1789), begitu terang dan jernihnya mengedepankan hipotesa ini dan begitu meyakinkan serta mengungguli pendapat-pendapat lain, barulah ahli-ahli kimia angkatan lebih muda dengan cepat mempercayainya.

   Seraya membuktikan bahwa air dan udara bukanlah unsur kimiawi, Lavoisier mencantumkan pula dalam bukunya daftar substansi benda-benda itu yang dianggapnya punya arti mendasar dan bersifat elementer meski daftarnya mengandung beberapa kekeliruan, daftar unsur kimiawi modern sekarang ini pada hakekatnya merupakan perluasan dari apa yang sudah disusun Lavoiser itu.

    Lavoiser sudah menyusun skema pertama yang tersusun rapi tentang sistem kimiawi (bekerja sama dengan Berthollet, Fourcroi dan Guyton de Morveau). Dalam sistem Lavoisier (yang jadi dasar pegangan hingga sekarang) komposisi kimia dilukiskan dengan namanya. Untuk pertama kalinya penerimaan suatu sistem kimia yang seragam dijabarkan sehingga memungkinkan para ahli kimia di seluruh dunia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam hal penemuan-penemuan mereka.

    Lavoisier merupakan orang pertama yang dengan gamblang mengemukakan prinsip-prinsip penyimpanan jumlah reaksi benda kimia tanpa bentuk tertentu: yakni reaksi dapat mengatur kembali elemen yang benar dalam substansi semula tetapi tak ada hal yang terhancurkan dan pada akhir hasil berada dalam berat yang sama seperti komponen asal. Keyakinan Lovoisier tentang pentingnya kecermatan menimbang bahan kimiawi melibatkan reaksi yang mengubah ilmu kimia menjadi ilmu eksakta dan sekaligus menyiapkan jalan bagi banyak kemajuan-kemajuan di bidang kimia pada masa-masa sesudahnya.

    Lavoisier juga memberi sumbangan dalam bidang penyelidikan geologi, dan menyumbangkan pula dalam bobot yang meyakinkan di bidang fisiologi. Dengan percobaan yang teramat hati-hati (bekerja sama dengan Laplace), dia mampu menunjukkan bahwa proses fisiologi mengenai keringatan atau bersimbah peluh adalah pada dasarnya sama dengan proses pembakaran lambat. Dengan kata lain, manusia dan bangsa binatang menimba energi mereka dari proses pembakaran organik yang perlahan dari dalam, dengan penggunaan oxygen dalam udara yang dihimpunnya. Penemuan ini saja --yang mungkin arti pentingnya setara dengan penemuan Harvey tentang peredaran darah-- sudah cukup mendudukkan Lavoisier dalan daftar urutan buku ini. Tambahan pula, Lavoisier punya makna amat penting berkat formulasinya tentang teori kimia sebagai titik tolak tak tergoyahkan bagi sektor pengetahuan kimia pada jalur yang tepat. Dia umumnya dianggap sebagai "Pendiri ilmu kimia modern", dan memang dia patut mendapat julukan itu.

"Daftar Periodik Unsur" modern yang dasarnya merupakan perluasan dari daftar Lavoisier
    Seperti halnya beberapa tokoh yang tercantum dalam daftar urutan buku ini, Lavoisier justru belajar hukum di saat remajanya. Meski dia dapat gelar sarjana hukum dan diangkat dalam lingkungan ahli hukum namun tak sekali pun dia pernah mempraktekkan ilmunya, walau memang ada dia berkecimpung dalam dunia perkantoran administrasi Perancis dan pelayanan urusan masyarakat. Tetapi yang terutama dia giat di dalam Akademi Pengetahuan Kerajaan Perancis. Dia juga anggota Ferme Generale, suatu organisasi yang berkecimpung dalam dunia urusan pajak. Akibatnya, sesudah Revolusi Perancis 1789, pemerintahan revolusioner teramat mencurigainya.

    Akhirnya dia ditangkap, berbarengan dengan dua puluh tujuh anggota Ferme Generale. Pengadilan revolusi mungkin tidak terlampau teliti, tetapi proses pemeriksaan berjalan cepat. Pada suatu hari tanggal 8 Mei 1794 kedua puluh tujuh orang itu diadili, dinyatakan bersalah dan dipenggal kepalanya dengan guillotine. Lavoisier dapat hidup terus dengan istrinya yang cerdas yang senantiasa membantunya dalam kerja penyelidikan.

    Pada saat pengadilan, ada permintaan agar kasus Lavoisier dipisahkan, seraya mengedepankan sejumlah pengabdian yang sudah dilakukannya untuk masyarakat dan ilmu pengetahuan. Hakim menolak permintaan dengan komentar ringkas "Republik tak butuh orang-orang genius." Ahli matematika besar Langrange dengan ketus dan tepat membela temannya: "Memang diperlukan waktu sekejap untuk memenggal sebuah kepala, tetapi tak cukup waktu seratus tahun untuk menempatkan kepala macam itu pada posisinya semula."