Rabu, 12 Agustus 2015

Penelitian dalam Pendidikan Kimia

Penelitian Pendidikan dan Penelitian dalam Pendidikan Kimia
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia
Dosen Pengampu: Jamil Suprihatiningrum, M.Pd. Si.

 








Kelompok 6 :



Oleh
1.      Sugianti Khasanah                 (11670017)
2.      Izzatillah Safitrie                   (11670028)
3.      Ikfiena Sari                            (11670036)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA
2013 / 2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penelitian Pendidikan dan Penelitian dalam Pendidikan Kimia” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah khasanah kelimuan kita sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia. Makalah ini disusun atas tiga bagian, yaitu:
1.      Pendahuluan;
2.      pembahasan;
3.      penutup.
Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam  penyelesaian makalah ini.Tak ada gading yang tak retak.Tentunya dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun, penulis butuhkan demi kesempurnaan karya ke depan. Sekian, dan terima kasih.
                                                                                               

Yogyakarta, 7 Februari 2014

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia sangatlah kompleks, mulai dari segi penghidupannya, kesehatan, hubungan sosial dengan manusia lain dan makhluk lain, agama, serta yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan fundamental bagi keberlangsungan hidup manusia, karena sejak pertama manusia lahir ke dunia, sudah diberikan pendidikan meskipun yang sangat sederhana, misal berjalan, berlari, bermain berbicara dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan sebagian kecil dari proses pendidikan yang kita terima dari kedua orang tua. Pendidikan pertama manusia adalah berlangsung di kelurga, kemudian ligkungan sekitar keluarga, dan sekolah yang merupakan salah satu pendidikan formal.
Pendidikan merupakan bagian dari suatu sistem. Sistem itu sendiri tentunya memiliki masalah yang sangat luas, kompleks dan unik, baik pada tingkat makro maupun pada tingkat mikro. Permasalahan dalam pendidikan bermacam-macam, mulai dari sempit sampai yang luas, seperti permasalahan di dalam kelas, sekolah, sampai dengan fungsi-fungsi pendidikan dan korelasinya dengan berbagai fenomena sosial. Hal ini terjadi tidak hanya di jalur pendidikan formal saja, tetapi juga informal dan nonformal. Selama manusia hidup di bumi ini pastilah membutuhkan yang namanya pendidikan, selama itu pula permasalahan pendidikan tidak akan pernah berakhir permasalahan pendidikan tidak hanya untuk dilihat, disimak dan didengarkan, namun perlu adanya action untuk memecahkan dan menyelesaikannya (Arifin, 2011: iii).
Adanya pemecahan atau penyelesaian masalah dalam pendidikan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mngetahui penyebab dan aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi adanya permasalahan yang terjadi. Istilah penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu research (re= kembali, dan search= mencari). Berdasarkan arti kata tersebut, research berarti mencari kembali yang menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun dan berkesinambungan (Arifin, 2011: 1). Lebih lanjut menurut kamus Webster’s New Interational dalam Arifin (2011: 1), penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, atau dapat diartikan pula suatu penyelidikan yang sangat cerdik untuk menetapkan sesuatu.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan sebagai beikut:
1.   Apakah pengertian dari penelitian pendidikan?
2.   Apa yang dimaksud dengan plagiarisme?
3.   Apakah pengertian dari validitas dan reliabilitas dalam penelitian?
4.   Apa yang dimaksud dengan kajian teori?
5.   Apa saja jenis-jenis literatur dan contohnya yang biasa digunakan dalam penelitian?

C.     Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui:
1.   Pengertian dari penelitian pendidikan
2.   Pengertian plagiarisme
3.   Pengertian validitas dan reliabilitas
4.    Pengertian kajian teori
5.   Jenis-jenis literatur






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penelitian Pendidikan
Penelitian sangat erat hubungannya dengan metode ilmiah untuk kepentingan pengembangan konsep atau teori dalam suatu ilmu. Fungsi penelitian tidak hanya untuk kepentingan pengembangan konsep atau membangun teori keilmuan melainkan berfungsi untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Unsur-unsur penelitian antara lain: (a) bertitik tolak dalam suatu masalah, (b) dilakukan secara ilmiah, (c) terdapat kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data, (d) menggunakan pendekatan, metode, dan teknik tertentu, dan (e) berfungsi untuk menjawab suatu permasalahan. Secara umum, penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan menyimpulkan databerdasarkan pendekatan serta metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Demikian dengan penelitian pendidikan yang dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan dalam bidan pendidikan (Arifin, 2011).
Karakteristik penelitian pendidikan, yaitu: (a) masalah berkaitan dengan bidang pendidikan, (b) memiliki tujuan dan manfaat yang jelas, (c) mempunyai landasan teori pendidikan yang kuat, (d) dilakukan secara ilmiah, (e) sengaja dibuat dan direncanakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti, (f) datanya berupa faktual dan aktual, dan (g) dapat diulang untuk masalah yang sama namun lokasinya yang berbeda. Sementara itu, menurut Mc Millan dan Schumacher mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empirik, logis, dan kondisional (Arifin, 2011).
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Secara khusus, tujuan penelitian pendidikan bergantung kepada permasalahan pendidikan. Secara umum, tujuan penelitian dapat dibagi menjadi tiga (Arifin, 2011), yaitu:
1.      tujuan eksploratif, yaitu untuk menemukan teori-teori atau masalah-masalah baru dalam bidang pendidikan;
2.      tujuan pengembangan, yaitu untuk mengembangkan ilmu pendidikan yang telah ada;
3.      tujuan verifikatif, yaitu untuk menguji kebenaran dari suatu ilmu pendidikan yang telah ada.

B.     Plagiarisme
      Plagiarisme merupakan kata yang saat ini hangat dibicarakan. Menurut buku yang ditulis oleh Belinda (2010: 291) dalam Soelistyo (2011: 17), plagiarisme diartikam sebagai tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya diri sendiri atau menjiplak hasil tulisan orang lain tanpa menuliskan sumbenya, sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan, atau karya tersebut. Lebih lanjut menurut Belinda (2010: 302) dalam Soelistyo (2011: 17), plagiarisme ini tidak membatasi pada bidang karya tulis saja, namun dapat pula karya seni seperti arsitektur dan lain sebagainya. Adapun pendapat menurut Goldstein (1997) dalam Soelistyo (2011: 17), plagiat sebagai bentuk penjiplakan sehingga memiliki kaitan dengan hak cipta seseorang. Menurutnya plagiat juga merupakan pelanggaran etika, bukan pelanggaran hukum. Penanganannya juga bukan dari pengadilan, melainkan pejabat akademik yang bersangkutan.
Plagiat juga merupakan bentuk pelanggaran hak moral, dimana hak moral mewajibkan menuliskan sumber yang telah diambilnya (Soelistyo, 2011: 18). Selanjutnya penting sekali untuk kita dalam mempelajari jenis-jenis plagiarisme itu sendiri yng dijelaskan oleh Belinda (2010: 298) sebagai berikut:
1.   Plagiarisme Ide (plagiarism of idea)
      Tipe plagiarisme ini relatif sukar dibuktikan sebagai kegiatan plagiat. Plagiarisme yang sulit dibedakan dengan ide, gagasan atau karya milik orang lain, karena dapat memiliki persamaan ide, gagasan atau karya milik orang lain, sebagai contoh tentang cerita kehidupan dalam pertelivisian yang memiliki alur yang sama. Hal tersebut memungkinkan terjadinya persamaan ide cerita, sehingga sangat sulit ditentukan apakah karya tersebut merupakan karya asli sendiri atau karya orang lain yang diakui sebagai karya sendiri. Oleh karea itu, perlu bahan bukti yang cukup untuk memastikan kepemilikan ide, gagasan atau karya tersebut. Salah satunya adalah dengan cara mempertanyakan keuntungan apa yang didapatkan dengan meniru atau menjiplak kaya orang lain. Namun, hal tersebut memang sulit dijadikan sebagai bukti kebenaran.  Plagiarisme ide sering terjadi di Indonesia, sebagai contoh film, tari atau novel yang merupakan hasil saduran atau gubahan dari karya tulis asing. Kegiatan tersebut sebenarnya sudah dapat dikatakan sebagai plagiarisme ide, sejauh tidak dicantumkan rujukannya. UU hak cipta didalamnya terdapat perlindungan terhadap karya-karya saduran atau gubahan.
2.   Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarism)
     Tipe plagiarisme ini mirip dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya. Pegutipan ini dilakukan sangat detail, sehingga tanpa menghilangkan substansi yang ada di dalam karya yang telah dikutip tersebut. Biasanya plagiarisme ini dilakukan pada karya puisi.
3.   Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of source)
Plagiarisme tipe ini menjelaskan tentang seseorang yang mengambil ide, gagasan atau karya orang lain dengan tidak menuliskan secara lengkap nama penulisnya. Sehingga dapat menimbulkan kerugian yang besar yang didapatkan oleh penulis tersebut, sebab dimungkinkan adanya persamaan nama atau hal lain yang berkaitan, jika tidak ditulis atau dicantumkan secara lengkap. 
4.   Plagiarisme kepengarangan (plagiarism of authorship)
Plagiarisme jenis ini merupakan plagiat yang dilakukan oleh seseorang yang telah mengaku hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri. Jadi segi plagiarisme ini adalah pengakuan kepengarangan, misalnya buku hasil karangan orang lain diganti nama pengarangnya menjadi diri sendiri, atau diganti sampul bukunya kemudian diganti nama pengarang aslinya sebagai karanngan sendiri anpa ijin.

C.     Validitas dan Reliabilitas
Suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang jika disajikan untuk umum atau hanya untuk dirinya sendiri, tentunya perlu adanya aspek yang dapat membuat hasil penelitian tersebut dipercaya oleh orang lain dalam bidang keilmuwan. Aspek terseut adalah pengolahan data yang diperoleh dengan cara pengukuran. Pengukuran yang sah harus memiliki dua ciri, antara lain validitas dan reliabilitas. Validitas itu sendiri menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebaliknya, reliabilitas mangacu kepada sejauh mana suatu alat pegukur secara ajeg atau konsisten mengukur apa saja yang diukurnya. Hal tersebut penting dilakukan  dalam penelitian saat pengukuran data supaya dapat dyakini kebenarannya oleh orang lain. Bukti tentang kevalidan dan kereliabilitasan dari suatu alat yang digunakan dalam pengukuran suatu penelitian yang diteliti sangat penting dalam penelitian pendidikan., karena umumnya penelitian yang dilakukan dalam pendidikan itu dilaksanakan sehingga memperoleh hasil penelitian yang didapat secara tidak langsung. Orang perlu mengetahui sejauh mana alat pengukur dalam penelitian pendidikan atau bidang lain mampu mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat dan dapat diandalkan (Furchan, 2004: 293).
1.      Validitas
Sudah disebutkan di awal, bahwasannya masalah validitas adalah mencakup sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggapnya sesuai diukur dengan alat ukur tersebut. Tidak semua penelitian menggunakan alat ukur yang sama, sehingga alat ukur tertentu akan valid digunakan pada suatu pengukuran, tetapi dapat tidak valid digunakan untuk mengukur penelitian yang lain. Dalam dunia pendidikan, penelitian dilakukan dengan cara perolehan data dengan cara tidak langsung. Sebagai contoh meneliti tingkat kecerdasan peserta didik, keefektifan suatu metode pembelajaran, bakat yang dimiliki peserta didik, motivasi dan lain sebagainya. Berbeda dengan penelitian ilmu pengetahuan murni, alat yang digunakan sudah pasti, seperti dalam pengukuran panjang, tinggi dan berat. Para peneliti mengembangkan cara yang tidak langsung tersebut dengan menyusun tugas-tugas, tes atau skala yang digunakan dalam mengukur variable yang akan diteliti.
Klasifikasi jenis validitas yang paling terkenal dikemukakan oleh komisi gabungan the American Psychological Association, AERA, dan the National Council on Measurement in education dalam Furchan (2004: 294), komisi ini membedakan tiga jenis validitas, yakni validitas isi (Content Validity), validitas yang dikaitkan dengan kriteria (Criterion-related Validity) dan validitas bangunan-pengertian (Construct Validity). Ketiga jenis validitas ini mencakup tujuan dasar penggunaan tes.
a.    Validitas isi
      Validitas isi ini menunjuk pada sejauh mana suatu instrumen yang digunakan dalam pengukuran sampel dapat mencerminkan isi yang dikehendaki. Lebih jelasnya jika dilihat pada keadaan di kelas. Seorang pendidik dalam meneliti kecerdasan peserta didiknya yaitu dengan menggunakan cara yang paling ideal adalah melalui ujian, dimana soal-soal tersebut tidak berasal dari seluruh materi pelajaran yang telah diajarkan oleh pendidik tersebut. Cara tersebut merupaka cara yang salah, karena hal itu tidak mungkin dilakukan mengingat waktu yang terbatas. Sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, pendidik menyusun soal dalam ujian dengan membuat soal yang berasal dari sebagian materi-materi yang telah diajarkan. Peneliti harus memastikan apakah butir-butir  di dalam tes itu mencerminkan pelajaran dan tujuan-tujuan seperti dinyatakan di dalam buku pedoman kurikulum, silabus, dan buku-buku pelajaran. Untuk memperoleh evaluasi eksternal dari validitas isi, penyusun tes hendaknya meminta sejumlah ahli untuk memeriksa isi tes tersebut secara sistematis serta mengevaluasi relevansinya degan universum yang sudah ditentukan (Furchan, 2004: 295).
b.    Validitas yang dikaitkan dengan kriteria
      Validitas ini menunjuk pada hubungan antara skor suatu instrumen pengukuran dengan suatu variabel kriteria dan dipercaya dapat mengukur langsung tingkah laku atau ciri-ciri yang diselediki. Misalnya, jika seseorang akan menyelidiki hubungan antara skor suatu tes bakat skolastik dengan indeks prestasi (IP) di perguruan tinggi, maka hal tersebut berarti menyelidiki validitas tes bakat yang dikaitkan dengan suatu kriteria, yaitu IP. Seperti sesuai dengan nama validitasnya, validitas yang berkaitan kriteria ini lebih memberi tekanan pada kriterianya, bukan pada instrument itu sendiri. Hal yang terutama diperhatikan adalah apa yang dapat diramalkan oleh instrumen tersebut, bukan isi tesnya. Berbeda sekali dengan validitas isi, validitas yang dikaitkan dengan kriteria ini menggunakan teknik-teknik empiris untuk menyelidiki hubungan kriteria skor instrument yang sedang dipersoalkan dengan kriteria luar (Furchan, 2004: 297).
Adapun Furchan (2004: 298) menjelaskan ciri yang harus dimiliki oleh suatu ukuran kriteria ini, antara lain;
1)      Relevansi, kita harus menilai apakah kriteria yang telah dipilih itu benar-benar menggambarkan ciri-ciri yang tepat dari tingkah laku yang sedang diselediki, sebagai contoh IP. IP dianggap sebagai ukuran keberhasilan yang relevan bagi seorang mahasiswa diperguruan tinggi. Sehingga IP biasanya dipilih sebagai kriteria untuk menetapkan validitas tes-tes bakat yang disusun untuk calon mahasiswa.
2)      Reliabel, bahwasannya suatu kriteria harus dapat dipercaya. Kriteria tersebut merupakan ukuran yang ajeg dari waktu ke waktu dan dari satu situasi ke situasi yang lain. Apabila kriteria itu tidak konsisten , maka orang pun tidak akan mengharapkan kriteria tersebut dapat bertalian dengan suatu pemrediksi (predictor) secara konsisten pula.
3)      Bebas dari bias, maksudnya adalah pemberian skor pada suatu ukuran kriteria hendaknya tidak dipenngaruhi oleh faktor-faktor selain penampilan sebenarnya pada kriteria itu. Apabila kriteria itu adalah penilaian, maka untuk menghindarkan bias, harus diberikan petunjuk-petunjuk yang jelas tentang ciri-ciri yang harus dinilai dan bagaimana penilaian itu dilakukan. Semakin obyektif prosedur penilaian, akan semakin berkurang pulalah bias yang ada di dalam kriteria itu.
c.       Validitas bangunan-pengertian
Validitas bangunan-pengertian ini mengukur seberapa jauh suatu tes itu mengukur sifat atau bagunan-pengertian tertentu. Validitas ini adalah jenis validitas yang penting bagi tes-tes yang digunakan untuk menilai kemampuan dan sifat kejiawaan seseorang, sebagai contoh kecemasan, kecerdasan, motivasi, kemampuan menalar,  sikap, cara berpikir kritis, bakat pemahamana bacaan dan konsep diri. Istilah banguan-pengertian dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi yang dapat menerangkan akibat-akibat yang dapat diamati. Bangunan pegertian “kematangan sosial” dibangun untuk menerangkan pola tingkah laku yang diamati. Kematangan sosial itu sendiri tidak dapat diukur secara langsung, namun banyak tingkah laku yang kita yakini sebagai aspek dari bangunan pengertian ini dapat dilukiskan dan diukur, serta jumlah ukuran ini dapat dijadikan ukuran tidak langsung bagi bangunan pengertian abstrak “kematangan sosial” itu (Furchan, 2004: 301).
Hubungan antara ketiga jenis validitas di atas dapat dilihat dari contoh berikut ini yang dijelaskan oleh Furchan (2004: 309), yakni misalkan ada seorang guru yang akan memberikan pelajaran membaca dikelas satu. Guru harus menetapkan universum isi yang akan dimasukkan ke dalam tes, khususnya buku pelajaran, bahan bacaan, proses pembelajaran di dalam kelas dan proses pembelajaran di luar kelas. Sampel dari universum ini akan dipilih sedemikian rupa sehingga tes tersebut akan terdiri atas sampel-sampel yang mencerminkan semua isi dan tujuan pembelajaran. Guru-guru yang lain akan diminta untuk menilai kecukupan isi tes tersebut. Demikian adalah validitas yang dikaitkan dengan validitas isi. Selanjutnya dengan validitas yang berkaitan dengan kriteria adalah skor tes tersebut akan dikorelasikan dengan penampilan peserta didik pada suatu kriteria. Artinya, suatu studi lanjutan akan dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi antara skor tes ini dengan hasil belajar membaca di kelas dua. Apabila ada korelasi yang tinggi, maka tes membaca tersebut berarti mempunyai validitas untuk meramalkan hasil membaca di kelas dua. Skor tes tersebut juga dapat diakumulasikan dengan skor tes yang baku dengan penilaian hasil belajar membaca.  Untuk validitas bangun pengertian, guru tersebut menetapkan dasar pemikiran bagi tes itu. Isi tes tersebut harus mencerminkan hipotesis tertentu tentang sifat-sifat kemampuan membaca dan suatu usaha akan dilakukan untuk menetapkan apakah hipotesis ini didukung oleh hasil tes peserta didik atau tidak. Perbedaan penampilan antara peserta didik yang nilainya tinggi dengan yang nilainya rendah akan dipelajari, dan suatu usaha akan dilakukan untuk menetapkan apakah hasil tes itu bertalian dengan teori pengajaran membaca atau tidak, demikian seterusnya.
2.      Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat yang digunakan untuk mengukur apa saja yang diukurnya. Ahli ilmu dan pendidik harus memperhatikan keajegan alat pengukur yang dipakainya ketika ia berusaha mengukur ciri-ciri yang kompleks, seperti kecerdasan, hasil belajar, motivasi, kegelisahan dan sebagainya. Peneliti tidak akan menganggap suatu tes kecerdasan berharga jika tes tersebut memberikan hasil yang jauh berbeda setiap kali digunakan pada subyek yang sama. Pemakaian alat pengukur semacam itu harus menetapkan dan menggunakan teknik-teknik yang dapat membantunya menentukan seberapa jauh alat ukur tersebut ajeg dan dapat dipercaya.
Lebih lanjut menurut Furchan (2004:311) terdapat dua teori reliabilitas, yakni:
a.       Kesalahan acak pengukuran
Kesalahan acak menunjuk kepada kesalahan yang merupakan akibat dari faktor kebetulan murni. Sebagai contoh, peserta didik yang di tes untuk melemparkan lembing tiga hari berturut-turut, akan memperoleh hasil pengukuran yang berbeda, tidak mungkin akan sama. Paling tidak selisih sedikit saja, sehingga hasil lemparan dari satu hari dan hari berikutnya tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur kekuatan peserta didik tersebut dalam melempar. 
b.      Kesalahan sistematis pengukuran
Kesalahan ini merupakan kesalahan karena cara pengambilan data yang dilakukan tidak sama antara satu orang dengan orang lain yang diukur. Sebagai contoh, jika guru olah raga mengambil nilai ujian praktik peserta didik dalam menservis bola voli. Waktu saat dilaksanakan ujian ini hujan dan peserta didik melakukan ujian praktik sesuai urut absen. Hal ini menyebabkan peserta didik dengan nomor absen awal akan mendapatkan keadaan bola yang masih cukup baik, sehingga nilai yang diperoleh juga cukup bagus. Sebaliknya, untuk peserta didik dengan nomor absen terakhir, dimana bola sudah dalam keadaan berat karena basah, maka nilai lemparan atau servis yang diperoleh sangat kecil, diakibatkan bola yang berat tersebut, oleh karena itu lemparan tidak bisa maksimal.
D.    Kajian teori
Kajian teori merupakan salah satu bagian dari suatu karya ilmiah baik penelitian maupun non-penelitian. Kajian teori ini dapat ditemukan pada makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi dan lain sebagainya. Nama lain kajian teori yaitu sering disebut sebagai landasan teori, kajian pustaka atau dasar teori dalam karya-karya ilmiah. Aspek-aspek yang terdapat didalamnya antara lain, pemaparan teori-teori, konsep, asumsi dan generalisasi yang akan digunakan dalam penulisan suatu karya ilmiah tersebut dalam penelitian yang dibahasnya (Tim Penyusun, 2009: ).
Hal ini digunakan sebagai patokan atau acuan dalam memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis. Bertujuan pula sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian, memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang diteliti. Serta membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Secara lengkap, Iskandar (2008:50) mejelaskan manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah:
a.    Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
b.   Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti.
c.    Memanfaatkan data sekunder
d.   Menghindarkan duplikasi.
e.    Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis.
Adapun fungsi kajian literatur lebih lanjut menurut Iskandar (2008: 51) sebagai berikut:
a.    Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti.
b.   Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.
c.    Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
d.   Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
e.    Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah yang diteliti.
f.    Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
g.   Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti.
h.   Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.
i.     Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka
E.     Literatur
Informasi merupakan segala sesuatu yang dapat mengurangi adanya ketidakpastian atau ketidaktentuan, karena itu dapat pula mengurangi jumlah kemungkinan dalam satu situasi. Suatu sistem informasi terkandung unsur-unsur pemberi, pengelola, serta penerima informasi. Pemberi atau sumber informasi terdiri dari manusia, literatur, perpustakaan, jasa informasi, dan jasa penelusuran aktif. Literatur atau kepustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang diperoleh melalui publikasi media cetak yang terbaca dengan jelas (Haryanto dkk., 2000).
Sumber informasi literatur dapat dibagi menjadi tiga jenis, (Djatin, 1996) yaitu:
1.   Sumber informasi literatur primer
      Literatur primer adalah suatu karya tulis yang memuat kajian mengenai sebuah teori baru atau penjelasan suatu gagasan dalam berbagai bidang. Penggunaan informasi membutuhkan pengetahuan yang luas mengenai suatu topik dengan menggunakan langsung sumber informasi primer, seperti majalah ilmiah, buku teks, buku-buku lain untuk bidang khusus, patend an standar.
2.   Sumber informasi literatur sekunder
     Literatur sekunder ini memuat informasi dari literatur primer. Memulai judul-judul publikasi atau karya tulis, banyak diantaranya dilengkapi dengan abstrak, seperti majalah abstrak, majalah indeks, pangkalan data dan katalog perpustakaan.
3.   Sumber informasi literatur tersier
Sumber tersier memuat daftar terbitan dari publikasi yang dimuat dalam sumber primer dan sekunder dengan penjelasan masing-masing sumber tersebut dengan lengkap. Banyak sumber informasi tersier diterbitkan dalam bidang-bidang khusus, seperti:
a.       Sumber informasi bagi Insinyur Indonesia,
b.      sumber informasi bidang bioteknologi.

Secara umum, literatur yang biasanya dipakai untuk sumber informasi sebuat penelitian adalah sebagai berikut:
1.   Buku
Buku adalah penyebarluasan informasi dalam bentuk cetak. Buku-buku tidak melaporkan secara langsung penelitian atau pengembangan baru, penerbitannya begitu lambat dan informasi yang dimuat begitu khusus yang mungkin diminati oleh banyak pembaca (Djatin, 1996).
2.   Jurnal
Menurut Djatin (1996) Penelitan baru yang tidak dirahasiakan untuk tujuan komersial atau pertahanan hampir selalu diterbitkan dalam bentuk artikel atau makalah dalam jurnal. Hasil penelitian yang sangat umum seluruh bidang ilmu pengetahuan samapi bidang yang sangat khusus atau lebih spesifik. Beberapa jurnal diterbitkan oleh:
a.       kalangan lembaga pendidikan dan organisasi profesi
b.      lembaga penelitian dan pengembangan suatu departemen dan non departemen
c.       penerbitan universitas
d.      penerbit komersial
3.   Artikel
Artikel adalah salah satu bentuk tulisan nonfiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Artikel biasanya hanya menyangkut satu pokok permasalahan dengan sudut pandang dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah deduktif-induktif ataupun induktif-deduktif (Rahardi, 2006).
4.      Monograf
Monograf adalah buku yang ringkas, kurang lenih 150 halaman, dan pada dasarnya buku yang membahas satu pokok bahasan. Monograf sering diterbitkan oleh media pendidikan karena nilai komersilnya kecil (Djatin 1996), sedangkan menurut Indriyati (2006) Monograf adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi.
5.      Internet
      Internet adalah satu istilah yang digunakan untuk menjelaskan koleksi jaringan komputer nasional dan internasional yang membentuk jaringan global dan luas untuk komunikasi berbasis computer. Internet menyediakan beberapa fasilitas layanan yang bias dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi, promosi dagang, dan penelusuran informasi. Beberapa informasi yang ditawarkan antara lain adalah sebagai berikut (Djatin, 1996):
a.       Surat elektronik atau e-mail
Fasilitas e-mail dapat dipakai untuk mengirim satu pesan ke banyak pemakai yang berlokasi di banyak tempat. E-mail juga dapat digunakan untuk mengirim pesan yang berupa suara, teks, video dan grafis. Agar seseorang dapat dapat menerima pesan maka harus mempunyai kotak pos (mailbox) untuk menampung pesan-pesan tersebut. Kotak pos ini sama dengan boks surat di Kantor Pos, hanya saja kotak pos bisa membaca pesan-pesan yang masuk dan juga menghapusnya bila sudah tidak diperlukan.
b.      Kelompok diskusi
Fasilitas kelompok diskusi memungkinkan banyak orang bisa menerima pesan-pesan. Kelompok diskusi ini mendistribusikan pesan kepada pelanggan dari kelompok ini. Daftar pelanggan bisa sekelompok orang dengan profesi yang sama atau minat yang sama. Sekali menjadi anggota pelanggan, maka secara otomatis akan menerima pesan-pesan yang dikirimkan. Dengan kelompok diskusi ini dapat dilakukan untuk berdiskusi, ceramah, seminar, konferensi secara elektronik tanpa terikat pada dimensi ruang dan waktu.
c.       Bulletin Boards Services
Bulletin Boards Services member fasilitas kepada pemakai untuk membaca catatan yang dibuat orang lain, seperti:
Ø  memilih kelompok diskusi mengenai suatu topik tertentu
Ø  secara berkala memeriksa berita baru yang ada
Ø  mengirimkan informasi untuk dibaca anggota lainnya
Ø  mengirimkan catatan untuk menjawab pertanyaan yang ditulis  orang lain.
Ø  Jurnal elektronik, Jurnal elektronik memberikan informasi mengenai penelitian terbaru yang diminati. Jurnal elektronik mempunyai fungsi yang sama dengan jurnal tercetak, seperti penyebaran informasi dari sumber pertama. Keuntungan jurnal elektronik adalah informasi yang disediakan lebih cepat dengan menggunakan cara elektronik daripada dalam bentuk cetaknya.
d.      Teks elektronik
Fasilitas teks elektronik memungkinkan buku dapat didistribusika secara elektronik secara cuma-cuma. Di Amerika Serikat sekitar 6 juta dolar digunakan untuk mengembangkan perpustakaan elektronik dalam banyak bidang seperti bidang ilmu dan teknologi.




BAB III
PENUTUP
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan menyimpulkan data berdasarkan pendekatan serta metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Demikian dengan penelitian pendidikan yang dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan dalam bidang pendidikan. Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Kegiatan penelitian merupakan hasil ide atau gagasan seseorang yang bukan berasal dari orang lain. Hal tersebut disebut plagiat. Plagiarisme diartikam sebagai tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya diri sendiri atau menjiplak hasil tulisan orang lain tanpa menuliskan sumbenya, sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan, atau karya tersebut.
Penelitian diperlukan adanya pengukuran. Ada dua pengukuran dalam penelitian yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebaliknya, reliabilitas mangacu kepada sejauh mana suatu alat pegukur secara ajeg atau konsisten mengukur apa saja yang diukurnya.
Penelitian yang dilakukan tentunya perlu ditunjang suatu informasi. Informasi merupakan segala sesuatu yang dapat mengurangi adanya ketidakpastian atau ketidaktentuan, karena itu dapat pula mengurangi jumlah kemungkinan dalam satu situasi.




DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Djatin, Jusni. (1996). Penelusuran Literatur. Jakarta: Universitas Terbuka.
Furchan, Arief. (2004). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Haryanto, Ruslijanto, H., & Mulyono, D. (2000). Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah: Bahan Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC.
Indriati, Etty. (2006). Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Pendit, Brahm U. (2000). Penulisan dan Penerbitan Buku. Jakarta: EGC.
Rahardi. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Soelistyo, Henry. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Kanisius.
Tim Penyusun. (2009). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.






0 komentar:

Posting Komentar