Minggu, 09 September 2012

Role Playing


 Role Playing(Bermain Peran)
Role playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model ini diperkenalkan oleh Fannie dan George Shaftel (1982) yang secara khusus dirancang  untuk membantu siswa mempelajari dan merefleksikan nilai-nilai sosial. Model ini sering disebut juga model “bermain peran”. Model role playing ini menuntut siswa untuk “mementaskan” konflik, belajar mengambil peran orang lain, dan meneliti perilaku sosial secara umum. Selain itu, model pembelajaran  ini  dapat membimbing siswa dalam memahami perilaku sosial, peran mereka dalam interaksi sosial, dan cara-cara dalam memecahkan masalah dengan lebih efektif. Dengan penyesuaian yang cocok, model bermain peran dapat diterapkan pada siswa-siswa diseluruh tingkat umur.
Ada dua alasan dasar mengapa seorang guru memutuskan untuk menggunakan metode role playing dengan sekelompok siswa. Yang pertama  adalah untuk memulai program pendidikan sosial yang sistematis, dimana role playing menyediakan banyak materi untuk didiskusikan dan dianalisis. Yang kedua adalah untuk memberi saran pada sekelompok siswa dalam menghadapi sebuah masalah keseharian, karena role playing bisa memunculkan permasalahan untuk diteliti siswa dan membantu siswa memecahkan masalah. Dalam mengaplikasikan metode role playing oleh guru di kelas, langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu antara lain:
                                   1.         Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
                                   2.         Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum KBM.
                                   3.         Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
                                   4.         Memberukan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
                                   5.         Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan.
                                   6.         Masing-masing siswa duduk dikelompoknya masing-masing sambil
memperhatikan, mengamati skenario yang sedang diperagakan
                                   7.         Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
Sebagai lembarkerja untuk membahas.
                                   8.         Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
                                   9.         Guru memberikan kesimpulan secara umum.
                                 10.       Evaluasi.

0 komentar:

Posting Komentar