RESUME BAHASA ARAB
Resume ini disusun untuk memenuhi tugas bahasa arab
Dosen pengampu: M. Jakfar Shadiq, M.Si
Oleh:
Hendra Budi Gunawan
11670018
Pendidikan Kimia
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011 / 2012
BAB I
TATA BAHASA ARAB
Ilmu bahasa
arab terdiri atas beberapa cabang ilmu, antara lain: nahwu, sharaf, balaghah,
muthala’ah, mufradat, nushus adab, dan lain-lain. Suatu sistem pembelajaran
bahasa arab yang ideal, selain mampu mengantarkan pembelajar menguasai
cabang-cabang ilmu, juga mampu mengantarkan menguasai keterampilan-keterampilan
bahasa (). Keterampilan-keterampilan itu antara lain:
Ø
Keterampilan mendengar ( مهارة الاستماع )
Ø
Keterampilan berbicara ( مهارة الكلام )
Ø
Keterampilan membaca ( مهارة القراءة )
Ø
Keterampilan menulis ( مهارة الكتابة )
Pembelajaran
bahasa arab secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem yaitu sistem
pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan bahasa sebagai ajaran secara
langsung (percakapan) dan sistem pembelajaran bahasa arab yang berorientasi
pada gramatika (tata bahasa).
Tata bahasa
arab adalah cabang ilmu bahasa arab yang membahas tentang pembentukan kata
maupun pembentuka kalimat serta kaidah-kaidah yang berkaitan dengan keduanya.
Tata bahasa arab ini sering disebut gramatika arab, nahwu-sharaf atau qawa’id.
Metode yang biasa digunakan dalam
pembelajaran tata bahasa arab antara lain:
Ø
Metode cabang-cabang,
yaitu metode pembelajaran ilmu tata bahasa arab yang mater-materinya dibagi
atas beberapa cabang ilmu dan disampaikan secara terpisah. Misalnya ilmu nahwu,
ilmu sharaf, I’lal, dan lain-lain.
Ø
Metode kesatuan, yaitu
metode pembelajaran tata bahasa arab yang materi-materinya disajikan sebagai satu
kesatuan sekaligus.
Ø
Metode I’rob, yaitu
metode pembelajaran bahasa arab yang digunakan untuk menguraikan setiap kata
dalam susunan bahasa arab.
Aljumlatul Mufidatu ( ١لجملة١لمفيدة
)
(Kalimat Sempurna)
Kalimat Sempurna (Jumlah Mufidah) adalah susunan kata yang
memberikan faedah atau pemahaman yang sempurna. Suatu kalimat sempurna bisa
dipahami apabila kalimat itu tersusun atas dua kata atau lebih.
Contoh:
Ø Taman itu indah (
١لبستان جميل
)
Ø Matahari itu terbit (
١لشمس طالعة
)
Ø Ali pergi ke Jakarta ( يسافرعلي١لى جاكرتا
)
Sebuah kalimat biasanya tersusun atas dua kata atau lebih sampai
bisa dimengerti maksudnya oleh lawan bicara. Namun, ada pula kalimat sempurna
yang terdiri hanya satu kata, yang dapat dimengerti maksud ucapannya.
Contoh:
Ø Bicaralah! ( تكلم
)
Ø Berdirilah! ( قم
)
Ø Duduklah! ( ١جلس
)
Sebuah kalimat bisa dipahami jika tersusun atas dua kata atau
lebih. Ada dua macam kalimat yang hanya terdiri atas dua kata, tetapi bisa
memberikan pemahaman yang sempurna. Kalimat itu adalah:
1.
Jumlah
fi’liyyah (kalimat kata kerja)
2.
Jumlah
ismiyyah (kalimat isim)
Bagian-Bagian Kalimat
Sebuah
kalimat dalam bahasa Arab itu tersusun atas tiga hal, yaitu:
1.
Fi’il
(kata kerja)
2.
Isim
(kata benda)
3.
Huruf
yang memiliki makna
Contoh:
ياسن يذهب ١لى
١لجمعة با ١لسيارة
Yasin
pergi ke kampus dengan (naik) mobil
Penjelasan
dari susunan kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
1.
(ياسن)‘Yasin’ memiliki fungsi sebagai isim alam,
yakni kata benda yang menunjukkan nama seseorang.
2.
(يذهب) ‘pergi’ memiliki fungsi sebagai fi’il (kata
kerja).
3.
(١لى) ‘ke’ memiliki fungsi sebagai isim (kata benda)
yang merupakan kata penunjuk arah.
4.
(١لجمعة) ‘kampus’ merupakan isim (kata benda).
5.
(با) ‘dengan (naik)’ merupakan huruf hijaiyah
yang memiliki arti.
6.
(١لسيارة) ‘mobil’ merupakan isim (kata benda).
Sekarang,
kita bahas istilah-istilah yang telah disebutkan diatas:
1.
Fi’il
( ١لفعل
)
Al fi’lu atau fi’il secara bahasa memiliki makna perbuatan atau
kata kerja, sedangkan menurut istilah dalam ilmu nahwu , fi’il adalah kata yang
menunjukkan suatu makna yang ada pada zatnya serta terkait dengan waktu.
Fi’il terdiri atas tiga macam, yaitu:
a.
Fi’il
madli ( فعل ١لمضي
)
adalah kata
kerja untuk masa lampau atau past tense yang memiliki arti telah melakukan
sesuatu.
Contoh:
Ø
Telah
berdiri ( قام
)
Ø Telah duduk ( جلس
)
b.
Fi’il
mudlori ( فعل ١لمضارع
)
adalah kata kerja
yang memiliki arti sedang melakukan sesuatu.
Contoh:
Ø
Sedang
berdiri ( يقوم
)
Ø
Sedang
duduk ( يجلس
)
c.
Fi’il
amar ( فعل ١لامر
)
adalah kata
kerja untuk perintah.
Contoh:
Ø
Bangunlah!
( قم
)
Ø Duduklah! ( ١جلس
)
2.
Isim
( ١لاسم
)
Isim secara bahasa memiliki arti yang dinamakan atau nama atau kata
benda, sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah kata yang menunjukkan suatu
makna yang ada pada zat-nya.
Contoh:
Ø
و١حد
:
Wahid (nama orang)
Ø جاكرتا : Jakarta (nama tempat)
Ø هذ١ : ini (kata tunjuk)
Ø ١نا :
saya (kata ganti)
3.
Huruf
yang memiliki arti ( ١لحرف
)
Dalam bahasa arab ada 28 huruf yang kita kenal dengan huruf
hijaiyah. Akan tetapi huruf yang dimaksud disini semua huruf hijaiyah melainkan
huruf hijaiyah yang memiliki arti seperti:
Ø Dan (و)
Ø Maka (ف)
Ø Dengan (ب)
Ø Untuk (ل)
Ø Akan (س)
Ø Seperti (ك)
Adapun huruf-huruf seperti Alif, Ba, Ta, dan yang lain yang tidak
memiliki arti maka tidak dapat menyusun suatu kalimat,melainkan hanya menyusun
suatu kata saja.
Jumlah
Fi’liyyah ( ١لجملة ١لفعليية )
(Kalimat Kata Kerja)
Jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang tersusun dari dua kata, yaitu
kata kerja/predikat (fi’il) dan subjek (fa’il).
Contoh:
Ø Burung itu terbang
( طار ١لعصفور
)
Ø Kuda itu berlari (
جرى١لحصان
)
Ø Ikan itu mengapung (
يعوم ١لسمك
)
Jumlah
Ismiyyah ( ١لجملة ١لاسمية )
(Kalimat
Isim)
Jumlah ismiyyah adalah kalimat yang tersusun dari dua isim, isim
yang pertama adalah mubtada’ (diterangkan) dan yang kedua adalah khabar
(menerangkan). Setiap jumlah (kalimat) ini diawali dengan isim. Oleh karena
itu, kalimat ini disebut jumlah ismiyyah.
Contoh:
Ø Kereta itu cepat (
١لقطار سريع
)
Ø Kebersihan adalah kewajiban (
١لنظافة و١جبة
)
Mubtada’
(diterangkan) dan khabar (menerangkan)
Mubtada’ adalah isim yang dirafa’kan (didhomahkan), yang terletak
pada awal kalimat.
Khabar
adalah isim yang dirafa’kan (didhomahkan), yang bersatu dengan mubtada’ agar
menjadi
jumlah
mufidah (kalimat sempurna).
Contoh:
Ø Gambar itu indah (
١لصورة جميلة
)
Ø Murid laki-laki itu pandai (
١لتلميذ ماهر
)
Ø Jalanan macet (
١لطريق مزدحم
)
Dlomir ضمير
(Kata
Ganti)
Kata
ganti dalam bahasa arab terdiri atas dua macam, yaitu:
1.
Dlomir
munfashil ضمير منفصل (kata ganti tidak bersambung)
Dlomir munfashil adalah kata ganti yang tidak dapat disambung
dengan kata lain.
Dlomir ini terletak diawal kalimat dan tidak bersambung dengan kata
lain.
Contoh:
Ø Saya adalah mahasiswa di kampus ini ( ١نا
طالب في هذ١ ١لجمعة )
Ø Dia (perempuan) adalah ibuku ( هي ١مي
)
2.
Dlomir
muttashil ضمير متصل (kata ganti bersambung)
Dlomir muttashil adalah kata ganti yang dapat disambungkan dengan
kata benda dan kata kerja.
Contoh:
Ø Ini uangku ( هذ١ فلوسي
)
Ø Ini adalah mobilmu ( هذه سيارتك
)
Ø Saya menyukaimu (perempuan) karena Allah ( ١نا
١حبك لله )
Ø Saya telah sampai di Mekkah ( وصلت في مكة
)
Fa’il
فاعل (Pelaku)
Fa’il
(pelaku) adalah isim yang dirafa’kan (didhomahkan) yang didahului oleh fi’il
(kata kerja). Fa’il adalah isim yang melakukan suatu perbuatan.
Contoh:
Ø Ali membeli pena يشتريعلي ١لقلم
Ø Seorang anak bermain لعب ١لولد
Maf’ul
bih مفعل به (Objek)
Maf’ul
bih adalah isim yang dinasabkan (difathah), yang dikenakan suatu perbuatan.
Contoh:
Ø Murid itu telah mengikat tali ( شد ١لتلميذ ١لحبل
)
Ø Rubah itu memburu ayam ( يصيد ١لتعلب دجاجة
)
Na’at ١لنعة (Kata Sifat)
& Man’ut ١لمنعوت
(Kata yang Disifati)
Na’at
adalah lafadz yang menunjukkan kata sifat pada isim sebelumnya.
Man’ut
adalah isim yang disifati.
Contoh:
Ø Ini adalah kitab yang bermanfaat ( هذ١ كتاب مفيد
)
Ø Saya melihat lapangan yang luas ( ر١يت ميد١نا فسيحا
)
Ø Saya melihat bunga mawar yang indah ( نظرت ١لى ١لوردة
١لجميلة )
Jumlah
Manfiyah الجملة المنفية (Kalimat Negatif)
Kalimat
negative (jumlah manfiyah) merupakan lawan dari kalimat positif, yaitu kalimat
yang meniadakan hubungan antara subjek dan predikat. Kalimat negative merupakan
kalimat yang menjelaskan bahwa subjek tidak melakukan suatu perbuatan.
Contoh:
Ø Saya tidak dapat menyelesaikan satu nomor ( لم انته نمرة واحدة
منها )
Ø Pakaian ini tidak cocok untukku ( هذه الفانلة غير
المطابق بطبيعتى )
Jumlah
Istifhamiyah ١لجملة
الاستفحمية (Kalimat Tanya)
Kalimat
Tanya (jumlah istifhamiyah) adalah kalimat yang berfungsi untuk meminta
informasi tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.
Contoh:
Ø Dimana pasar? ( فين السوق
)
Ø Berapa ongkos ke Malioboro? ( كم الاجرة الى ماليوبورو
)
BAB II
KOSAKATA
Tempat
( المكان
)
Bahasa indonesia
|
Bahasa arab
|
Bahasa
indonesia
|
Bahasa arab
|
Bandara
|
مطار
|
Rumah
|
البيت
|
Kantor pos
|
مكتب بريد
|
Bank
|
الببنك
|
Hotel
|
فندق
|
Pasar
|
السوق
|
Terminal
|
موقف
|
Sekolah
|
المدرسة
|
Restoran
|
مطعم
|
Kampus
|
الجميعة
|
Sifat-sifat ( الاوصاف )
Bahasa
indonesia
|
Bahasa arab
|
Bahasa
indonesia
|
Bahasa arab
|
Bagus
|
جميل
|
Pendek
|
قصير
|
Jelek
|
قبيح
|
Tinggi
|
مرتفع
|
Luas
|
واسع
|
Rendah
|
منحفض
|
Sempit
|
ضيق
|
Bodoh
|
جاهل
|
Panjang
|
طول
|
Pintar
|
ماهر
|
Profesi ( المهنة )
Bahasa
indonesia
|
Bahasa arab
|
Bahasa
indonesia
|
Bahasa arab
|
Dokter
|
طبيب
|
Peternak
|
مربى المواشى
|
Nelayan
|
ملاح
|
Polisi
|
شرتي
|
Pedagang
|
تاجر
|
Sekretaris
|
سكريتر
|
Pelukis
|
رسام
|
Tentara
|
جندي
|
Penyanyi
|
مغني
|
Wartawan
|
صحفي
|
BAB III
PERCAKAPAN
Kata-kata untuk percakapan
sehari-hari:
Ø صبح الخير
(selamat pagi)
Ø مساء الخير
(selamat sore)
Ø شكرا
(terima kasih)
Ø مع السلامة
(selamat jalan)
Contoh percakapan dalam kehidupan
sehari-hari:
Ø Percakapan ucapan
tegur sapa
A: مساء الخير فاطمة
(selamat sore Fatimah)
B: مساء الخير سلوا
(selamat sore salwa)
A: كيف حالك ؟
(apa kabar?)
B: بخير. وكيف حالك انت ؟ (baik. Bagaimana kabar kamu?)
A: بخير. والحمد لله
(saya baik dan segala puji bagi Allah)
Ø Percakapan ucapan
perpisahan
A: انا مسرور بلقاعك. مع السلامة (senang bertemu dengan anda. Sampai jumpa)
B: فى حفظ الله
(selamat tinggal)
A: انا سانم الان, ليلة سعيدة (saya akan tidur sekarang, selamat malam)
B: مع السلامة غذ١
(sampai jumpa besok)
Daftar pustaka
Rauf Najmuddin Abdul. 2010. Bahasa
Arab Super Lengkap. Cirebon: Familia Pustaka Keluarga
Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
BalasHapusMasmuka Artinya Cara Mengobati Penyakit Mata (Snot) Pada Lovebird Ufa Bunga SMartphone