BAB
I
PENDAHULUAN
Kaum
Orientalis, apakah arti dari kaum orientalis, sebenarnya siapakah kaum
orientalis itu, siapakah saja mereka yang termasuk ke dalam kaum orientalis,
apakah tujuan mereka menjadi kaum orientalis, apakah paham yang mereka anut
untuk menjadi kaum orientalis, untuk apa mereka mempelajari agama islam lebih dalam daripada orang islam pada
umumnya, apakah mereka tidak mendapatkan hidayah dari apa yang mereka pelajari,
ataukah mereka mempunyai tujuan yang hanya mereka yang tahu, bagaiman pandangan
mereka terhadapa agama islam yang mereka pelajari, adakan orang-orang
orientalis yang benar-benar mendapatkan hidayah dan masuk agama islam
sepenuhnya,
BAB
11
PEMBAHASAN
Pengertian Orientalisme secara etimologi berasal dari
bahasa Latin; "orient" atau "oriri" yang berarti terbit.
Dalam bahasa Prancis dan Inggris "orient" berarti " Direction of
rising sun " (arah terbitnya matahari atau bumi belahan timur). Sedangkan
yang dimaksud dengan bumi belahan timur adalah wilayah yang membentang luas
dari kawasan Timur dekat (wilayah Turki dan sekitarnya) hingga Timur jauh
(Jepang, Korea, dan Cina) dan dari Asia Selatan hingga Republik-republik muslim
bekas Uni soviet, serta kawasan Timur Tengah hingga Afrika Utara. Sebagai lawan
dari "orient" adalah "occident", yang dalam bahasa Inggris
berarti: "direction of setting sun" (arah tenggelamnya matahari atau
bumi belahan barat), yang dalam bahasa Latin disebut "occident".
Namun pengertian orient dalam konteks orientalisme lebih banyak menekankan pada
Dunia Timur Islam secara keseluruhan termasuk Andalusia, Sisilia dan wilayah
Balkan dari pada mengenai dunia Timur secara geografis atau politis. Karena
ancaman-ancaman terhadap Barat dalam sejarah, hanya kekuatan Islam sajalah yang
menghadang Eropa dengan tantangan yang gigih, sehingga Islam merupakan problem
sendiri bagi Barat. Maka istilah Timur bagi Barat tidak sinonim dengan Timur
Asia secara keseluruhan. Maka Istilah yang paling ketat dipahami, berlaku untuk
Islam yang dianggap mengancam Barat. Sedangkan bubuhan "isme" berasal
dari bahasa Belanda, atau "isma" dalam bahasa Latin atau
"ism" dalam bahasa Inggris berarti: "Adoctrin, theory, or
system". Maka orientalisme menurut bahasa dapat diartikan dengan ilmu
tentang ketimuran atau studi tentang dunia Timur. Pengertian Secara Terminologi
Orientalis menurut istilah banyak berbagai pendapat yang mengemukakan, tapi
orientalisme bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dunia ketimuran dalam
bidang akademik. Namun pada kenyataannya orientalisme bukan hanya sebatas
mempelajari dunia timur atau dalam hal ini tentang keislaman, namun mereka juga
mengatur strategi untuk menghancurkan umat Islam lewat apa yang ia pelajari,
oleh sebab itu ia mempelajari tentang keislaman agar ia mengetahui kelemahan
dari umat Islam itu sendiri.
Sedangkan menrurt salah seorang tokoh bernama Edward,
Orientalisme ialah suatu aliran penafsiran yang kebetulan materinya adalah
Timur, peradaban-peradabannya, orang-orangnya dan lokalitas-lokalitasnya.
Daud
Rasyid: Ini semua setelah mereka merasa gagal menguasai umat Islam melalui
politik Imperialisme, Barat menempuh jalan lain. Diantaranya melancarkan
serangan dari 'dalam'. Untuk itu, mereka mengadakan kajian tentang Islam, untuk
mengetahui "titik-titik lemah"nya (menurut asumsi mereka). Kemudian
disebar luaskan di lingkungan mereka dan ketengah-tengah umat Islam sendiri
untuk menggoyahkan keimanan umat Islam terhadap agamanya.
Siapakah
kaum orientalis itu, kaum orientalis adalah semua orang barat atau tepatnya
orang non islam yang mempelajari agama islam bukan untuk mengamalkan ajaran
agama islam, tetapi mereka memiliki tujuan tertentu. Lalu apakah tujuan mereka
mempelajari agama islam kalau bukan untuk mengamalkan ajaran agama islam.
Mereka mempelajari agama islam adalah untuk mengerti sisi luar dan dalam serta
seluk-beluk agama islam untuk menghancurkan orang-orang islam dengan mencari
kelemahan-kelemahannya, karena agama islam adalah satu-satunya agama yang
memilliki jumlah penganut terbesar di dunia dan musuh dari negara barat. Orang
orientalis kebanyakan berpaham komunis, atau sebagian orang-orang yahudi yang
merasa sebagai bangsa yang paling mulia dan tak ingin dikalahkan.
Orang
orientalis mempelajari agama islam lebih dalam daripada orang islam itu sendiri
dengan tujuan untuk mencari kelemahan saat mereka berhadapan dan hendak
menghujat mereka, dengan mereka mengetahui kelemahan dan seluk-beluknnya mereka
merasa lebih paham.
Ketika mempelajari Alquran atau agama
islam, adakalanya mereka terenyuh dan merasa agama islam itu benar, tetapi
karena pemikiran mereka yang selalu menganggap bahwa bangsa mereka paling
besar,dan benar, mereka segera menampik hidayah dari Alloh SWT, karena hidayah
yang tidak dijaga akan sia-sia dan tidak mendapatkan makna.
Kaum orientalis menganggap agama islam
adalah agama yang besar, akan tetapi bangsa merekalah yang dianggapnya paling
besar. Mereka menganggap bahwa islam itu kaku dan kolot, yang tidak mau
menerima perkembangan jaman, walaupun sebenarnya mereka tahu bahwa Alquran
berdalil tentang seluruh peradaban jaman, dan sepanjang masa.
Ketika mereka
mempelajari Alquran, pemikiran mereka pasti akan terus terpengaruh, dan karena
mereka sering mengkaji, hidayah itu pasti ada dan akan selalu ada bagi
orang-orang yang mau mempertahankan hidayah yang mereka dapatkan, akan tetapi
hidayah itu serta-merta akan hilang jika mereka memnag tak mau mendaptkannya.
Sebagian dari mereka ada yang mau menerima hidayah tersebut dan akhirnya mereka
beriman dan mengakui kebenaran Alquran. Orientalist juga bisa diartikan ahli keislaman. Para
orientalist ini disebut sebagai orang yang mengetahui islam secara kognitif
atau aqliyah (understanding),tidak pernah sampai pada tingkat afektif
atau qalbiyah (merasakan) apalagi pada tingkat psikomotorik atau fi’liyah/’amaliyah.
Orientalis dapat dikelompokkan berdasarkan bidang keilmuan yang ditekuni.
Fazlur Rahman mengelompokkan orientalis secara umum menjadi dua kelompok besar
yang berdasarkan study Islam bidang al-Qur’an yaitu :
1.
Missionaris
Maksud kelompok Missionaris,dalam ungkapan yang sederhana, adalah para
sarjana barat yang ketika mengkaji al-Qur’an memandang dari sudut pandang
ajaran Kristen, bahkan mempunyai misi tertentu. Dengan tujuan dan misi tertentu
tersebut,mereka dengan kajiannya berusaha untuk memperlihatkan kekurangan
al-Qur’an.
Menurut Fazlur Rahman,ilmuan yang masuk pada kelompok ini adalah :
1. Johan Bouman, dengan karyanya Gott und Mensch in
Koran,
2. Jaques Jomier, dengan karyanya Les Grands Themes du
Koran,
3. Kenneth Cragg, dengan karyanya The Event of The
Qur’an,
4. Basetti-sani, dengan karyanya Muhammed and St.
Francis, dan
5. Claus Schedl, dengan karyanya Muhammad und Jesus.
2.
Akademik
Maksud kelompok akademik,dalam ungkapan ang sederhana,
adalah ilmuan yang engkaji al-Qur’an berdasar dan mempunyai motivasi ilmu murni
(motivasi akademik). Ilmuan yang masuk kelompok ini adalah, menurut
Rahman,diantaranya :
1.
Wansbrough, dengankaryanya Quranic Studies,
2.
John Burton, dengan karyanya The Collection of the Qur’an, dan
3. Angelika Neuwirth, dengan karyanya Studien zur
Komposition der Mekkanischen Suren (Studies toward the Composition of the
meccan suras).
BAB III
HASIL PENELITIAN
Menurut kelompok kami setelah membaca buku-buku
literatur tentang Orientalis. Maka dapat sedikit kami paparkan bahwa Orientalis
adalah orang-orang non muslim yang mempelajari islam atau studi keislaman di
dunia timur secara mendalam dengan tujuan untuk menghancurkan Islam dari dalam
maupun hanya ingin mempelajari Islam semata. Bahkan seakan-akan mereka
orang-orang orientalis seperti orang islam sendiri. Padahal mereka mempelajari
islam dalam keadaan tanpa iman pada Allah. Pada hakikatnya mereka orang-orang
Orientalis mempelajari Islam lantaran ketakutan mereka terhadap Islam. Sehingga
mereka ingin menghancurkan Islam dari dalam, agar Islam selalu terpuruk, tak
pernah maju, mengadu domba dan membuat rancu tentang Islam itu bagaimana bagi
masyarakat awam.
BAB IV
KESIMPULAN KEILMUAN
Dunia sangatlah luas dan semua orang membutuhkan pengetahuan
tentang perkembangan jaman, tidak terkecuali agama, sebagai orang yang
beragama, khususnya islam yang memang menjadi sasaran orang-orang barat, kita
perlu mempelajari teka-teki dunia,termasuk kaum orientalis yang mempunyai tujuan yang perlu diwaspadai
oleh manusia islam, orang-orang islam seharusnya mengerti islam lebih dari kaum
lain, agar pemikiran kita, islam tidak dihujat, dan kita bisa membela agama
islam dengan cara yang cerdas dan tidak hanya dengn emosi sesaat. Bukan hal
yang susah untuk membuktikan bahwa islam adalah agama yang cerdas dan sesuai
perkembanga jaman, karena islam memang agama yang tidak terbelakang dan membuka
diri terhadap peradaban dunia, islam bergabung tetapi tak berarti melebur
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution,
Khoiruddin.2009. Pengantar Study Islam.
Yogyakarta: ACAdeMIA+TAZZAFA
0 komentar:
Posting Komentar