Disusun Oleh :
Esti W. Widowati
Laboratorium Biokimia
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang telah
memberikan barakahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku
petunjuk bagi pelaksanaan Praktikum Biokimia.
Panduan Praktikum Biokimia ini berisi
cara-cara sederhana pengenalan senyawa biokimia dan teori dasar yang
berhubungan dengan materi praktikum.
Diharapkan, melalui pengamatan fenomena Biokimia secara langsung di
laboratorium, mahasiswa akan lebih
memahami mata kuliah Biokimia.
Panduan praktikum ini masih sangat sederhana karena disesuaikan dengan
kondisi Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan
materinya semakin disempurnakan.
Oleh karena itu, kritik dan saran
demi perbaikan Panduan Praktikum ini sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta,
Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
|
..............................................
|
2
|
Daftar Isi
|
..............................................
|
3
|
Pedoman Kerja & Tata Tertib Praktikum
|
..............................................
|
4
|
Percobaan
1. Analisis Kualitatif terhadap Bahan Makanan
|
..............................................
|
8
|
Percobaan 2. Analisis
terhadap Lemak / Minyak
|
..............................................
|
11
|
Percobaan 3. Isolasi Kasein dari Susu
|
..............................................
|
17
|
Percobaan 4. Analisis Vitamin C
|
..............................................
|
20
|
Percobaan 5. Penetapan Amilase (Wohlgemuth)
|
..............................................
|
20
|
Percobaan 6. Analisis Kualitatif
pada Vitamin
|
..............................................
|
27
|
PEDOMAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
A.
Kehadiran
· Praktikum harus diikuti secara keseluruhan. Apabila hal tersebut tidak dipenuhi, maka
praktikum dinyatakan tidak lulus yang berakibat pada ketidaklulusan mata kuliah
Biokimia.
· Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat
keterangan resmi.
· Keterlambatan kurang dari sepuluh (10) menit dikenai
sanksi 1.
· Keterlambatan lebih dari sepuluh (10) menit dikenai
sanksi 3.
B.
Persyaratan Mengikuti Praktikum
· Berperilaku dan berpakaian sopan. Jika tidak dipenuhi maka sekurang-kurangnya
dikenai sanksi 1
· Mengenakan jas lab dan membawa perlengkapan untuk
pelaksanaan praktikum (masker, gloves, pipet tetes, tissue). Jika tidak dipenuhi maka dikenakan sanksi 2
atau sanksi 1 ditambah sanksi administrasi.
· Menyiapkan sampel yang akan dianalisis dalam
kegiatan praktikum (Percobaan 1: susu atau telor, Percobaan 2: minyak bekas dan
minyak baru, Percobaan 3: susu, Percobaan 4: jus buah/sayur).
· Menyiapkan diri dengan materi yang akan
dilakukan. Mahasiswa yang tidak siap
untuk praktikum, dapat dikenai sanksi 3.
C.
Pelaksanaan praktikum
· Mentaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium
Kimia
· Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten atau
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
· Memelihara kebersihan dan bertanggung jawab atas
keutuhan alat-alat praktikum
D.
Penilaian
· Nilai praktikum ditentukan dari nilai pretest,
persiapan praktikum, aktivitas praktikum, dan laporan.
· Nilai akhir praktikum dihitung dari jumlah nilai
setiap praktikum.
· Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai
akhir praktikum dan keikutsertaan praktikum.
E.
Sanksi Nilai
· Sanksi 1: Nilai
dikurangi 10
· Sanksi 2: Nilai praktikum dikurangi 50
· Sanksi 3: Tidak diperkenankan mengikuti praktikum,
sehingga nilai praktikum = 0.
F.
Sanksi Administrasi
· Sanksi administrasi diberikan bagi praktikan yang
selama praktikum berlangsung menimbulkan kerugian, misalnya memecahkan/merusakkan
alat, menghilangkan/tertinggal kunci loker.
G.
Lain-Lain
· Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, yaitu Shift I
(07.30-09.30) dan Shift 2 (09.30-11.30).
· Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari
libur, akan diberikan praktikum pengganti setelah seluruh sesi praktikum
selesai.
· Tata tertib berperilaku sopan di dalam laboratorium
meliputi di antaranya larangan makan, minum, merokok, menggunakan, walkman,
handphone dan sejenisnya. Selama
praktikum tidak diperkenankan menggunakan handphone untuk bertelepon maupun
ber-sms.
· Tata tertib berpakaian sopan di laboratorium
meliputi diantaranya larangan memakai sandal dan sejenisnya.
· Informasi praktikum Biokimia dapat dilihat pada
papan pengumuman di Lt.3 Laboratorium Terpadu FST.
· Informasi praktikum dan tugas praktikum dapat
diakses melalui e-learning UIN SUKA.
Mahasiswa wajib mengakses sendiri website tersebut dan dianggap telah
mengetahui semua informasi dan tugas yang ditampilkan pada website tersebut.
PERCOBAAN 1
ANALISIS KUALITATIF TERHADAP BAHAN MAKANAN
A. Tujuan Percobaan
Mempelajari teknik analisis karbohidrat dan protein dalam
suatu sampel secara kualitatif.
B.
Dasar Teori
Di
dalam susu sapi terdapat banyak komponen
diantaranya adalah karbohidrat dan protein. Karbohidrat dan protein dapat dianalisis
secara kualitatif dengan menggunakan beberapa uji. Analisis kualitatif adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui kandungan senyawa penyusun suatu zat.
Analisis kualitatif menyangkut identifikasi suatu zat. Dengan mempelajari
metode analisis kualitatif dalam karbohidrat dan protein, maka dapat dilakukan
uji kualitatif keduanya secara bersamaan dalam suatu sampel.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini:
a.
Tabung reaksi
b.
Pipet tetes
c.
Bunsen spiritus
d.
Penjepit tabung
e.
Cawan dan mortar
2. Bahan yang diperlukan dalam percobaan ini :
a. Susu
b. Larutan tembaga sulfat
c. Larutan Na2CO3
d. Larutan Fehling A dan Fehling B
e. Naphtol
f.
Larutan asam sulfat pekat
g.
Larutan asam asetat glasial
h.
Larutan asam nitrat pekat
i.
Larutan HCl
j.
Larutan NaOH
k.
Larutan asam sufat encer
l.
Larutan amonium hidroksida
m.
Larutan asam oksalat
n.
Daun pepaya
D.
Cara Kerja
- Uji Biuret
Ambil 2 mL susu tambahkan 1 mL larutan biuret. Amati perubahan apakah yang terjadi dan
jelaskan.
- Luff Test
Ambil 2 mL susu tambahkan 1 mL larutan tembaga sulfat dan
1 mL Na2CO3. Amati
apakah timbul endapan. Bandingkan apakah
terjadi perubahan setelah dilakukan pemanasan.
- Uji Reduksi
Ambil 2 mL susu tambahkan 5 tetes larutan Fehling A dan
Fehling B. Jelaskan reaksi yang terjadi.
- Hidrolisis
Ambil 5 mL susu tambahkan larutan HCl atau H2SO4
encer. Panaskan beberapa menit, setelah
dingin lakukan netralisasi dengan NaOH 10%.
Hasil hidrolisis ditest dengan Luff test dan Fehling test.
- Moore Test
Ambil 5 mL susu
tambahkan dengan 1 mL NaOH 10 %. Lakukan pemanasan sampai mendidih. Amati perubahan yang terjadi.
- Reaksi Molisch
Ambil 2 mL susu tambahkan dengan beberapa tetes asam
sulfat pekat dan 2 mL naphtol. Amati
apakah terbentuk cincin violet atau tidak.
- Reaksi Adam Kiewic
Ambil 2 mL susu tambahkan 2 mL asam asetat glasial dan
beberapa tetes asam sulfat pekat, amati apakah terbentuk cincin violet.
- Xanthoprotein
Ambil 2 mL susu tambahkan dengan 2 mL HNO3
pekat, kemudian lakukan pemanasan. Amati
perubahan yang terjadi.
- Pengendapan Kalsium
Ambil 10 mL susu tambah dengan ammonium hidroksida dan 1
mL asam oksalat, panaskan apakah terjadi pengendapan atau tidak.
Ambil 10 mL susu tambah dengan Na2CO3
atau H2CO3 + NaOH, panaskan apakah terjadi endapan putih
atau tidak.
- Protease
Ambil 5 mL susu tambah dengan 1 mL tumbukan daun pepaya, lakukan
pemanasan. Amati perubahan yang terjadi.
PERCOBAAN II
ANALISIS
TERHADAP LEMAK/MINYAK
A. Tujuan Percobaan
1.
Mempelajari parameter-parameter penentu kualitas lemak/minyak.
2.
Menetukan angka peroksida, angka asam, derajat asam, dan kadar asam
lemak bebas dalam suatu sampel.
B. Latar Belakang
Lemak/minyak
adalah trigliserida atau triasilgliserol dan sering disebut juga
triestergliserol. Struktur senyawa secara umum dituliskan sebaai berikut:
Lemak/minyak
dapat mengalami kerusakan karena proses oksidasi dari oksigen yang berasal
dari udara. Oksidasi dimulai dengan
peroksida dan hidroperoksida. Tahap selanjutnya
adalah terurainya hidroperoksida menjadi alkohol, aldehid, keton, serta
asam-asam rantai pendek. Aldehid yang terbentuk pada minyak akan menyebabkan
bau dan rasa tengik.
Ada beberapa
parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas lemak/minyak diantaranya:
angka peroksida, angka asam, derajat asam, dan kadar asam lemak bebas. Angka
peroksida adalah banyaknya miligram ekivalen peroksida yang terbentuk setiap
1000 gram lemak atau minyak. Semakin
tinggi angka peroksida suatu lemak/minyak maka semakin rendah kualitas
lemak/minyak tersebut. Angka asam merupakan jumlah miligram KOH yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram lemak/minyak.
Kadang angka asam sering dinyatakan dalam
derajat asam yaitu banyaknya mililiter KOH ,1 N yang diperlukan untuk
menetralkan 100 gram lemak/minyak. Semakin tinggi angka asam suatu
lemak/minyak, semakin rendah kualitasnya.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat-alat:
a.
Erlenmeyer 250 mL
b.
Buret 25 mL
c.
Gelas piala 150 mL
d.
Gelas arloji
2.
Bahan-bahan
a.
Sampel minyak baru dan bekas pakai
b.
KOH 0,1 N
c.
KI jenuh
d.
Campuran kloroform-asetat
glasial (2:3 v/v)
e.
Na2S2O3 0,01 M
f.
Indikator amilum
g.
Indikator pp
D.
Cara Kerja
1.
Penetuan Angka peroksida
a.
Penentuan Volume Titrasi Blanko
1)
Ambil 0,5 gram akuades masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2)
Tambahkan 30 mL campuran kloroform-asam asetat glasial (2:3 v/v).
3)
Tambahkan 2 mL KI jenuh.
4)
Tambahkan 30 mL akuades.
5)
Lakukan penggojokan.
6)
Tambahkan 5 tetes indikator amilum.
7)
Lakukan titrasi terhadap sampel dengan larutan standar Na2S2O3
0,01 M sampai warna biru gelap hilang.
8)
Catat volume titrasi sebagai Vb.
b.
Penentuan Volume Titrasi Sampel
1)
Ambil 0,5 gram sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2)
Tambahkan 30 mL campuran kloroform-asam asetat glasial (2:3 v/v).
3)
Tambahkan 2 mL KI jenuh.
4)
Tambahkan 30 mL akuades.
5)
Lakukan penggojokan.
6)
Tambahkan 5 tetes indikator amilum.
7)
Lakukan titrasi terhadap sampel dengan larutan standar Na2S2O3
0,01 M sampai warna biru gelap hampir hilang.
8)
Catat volume titrasi sebagai Vs.
9)
Angka peroksida sampel dihitung dengan persamaan:
Angka
Peroksida =
|
(Vb-Vs)
x Ntosulfat x 1000
|
Berat Sampel
|
2.
Penentuan Angka asam, derajat asam, dan kadar asam lemak bebas
a.
Aduk sampel minyak hingga benar-benar homogen.
b.
Timbang 28 gram sampel dan masukkan dalam erlenmeyer 250 mL.
c.
Tambahkan 50 mL alkohol netral panas.
d.
Teteskan 5 tetes indikator pp.
e.
Lakukan titrasi terhadap sampel dengan larutan KOH 0,1 N hingga warna
merah jambu muncul.
f.
Angka asam ditentukan dengan rumus
Angka Asam=
|
VKOH
x NKOHx BMKOH
|
Massa Sampel (gram)
|
g.
Derajat asam ditentukan dengan
Derajat Asam=
|
100 x VKOH
x NKOH
|
Massa Sampel (gram)
|
h.
Kadar asam lemak bebas (%FFA)
Kadar Asam
Lemak Bebas (%FFA)=
|
VKOH
x NKOHx BMminyak x 100%
|
Massa Sampel (gram) x 1000
|
PERCOBAAN III
PENENTUAN KADAR KASEIN DALAM SUSU
A. Tujuan Percobaan
1.
Mempelajari salah satu metode analisis kuantitatif protein
2.
Menentukan kadar kasein dalam susu
B. Latar Belakang
Susu merupakan
salah satu primadona gizi bagi manusia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh terkandung dalam susu. Sehingga tidak salah
jika susu menjadi penyempurna kebutuhan gizi manusia seperti tersirat dalam
slogan gizi Indonesia yaitu “Empat Sehat Lima Sempurna”.
Salah satu
penyusun utama susu adalah protein. Hampir 80% protein dalam susu terdiri dari
kasein di samping laktalbumin dan laktoglobulin. Kasein dalam susu dapat
dipisahkan melalui pengendapan dengan membuatnya berada titik isoelektrik. Melalui pengendapan ini
kemudian dapat ditentukan jumlah kasein dalm sampel yang dianalisis.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat-alat:
a.
Gelas piala 100 mL
b.
Penangas air
c.
Hotplate magnetic stirer
d.
Erlenmeyer 150 mL
e.
Corong gelas
f.
Buret 50 mL
g.
Termometer
2.
Bahan-bahan:
a.
Susu segar
b.
Asam asetat 1 N
c.
Asam asetat 0,25 N
d.
NaOH 0,1 M
e.
Formaldehid 40%
f.
Akuades
g.
Kertas saring
D. Cara kerja
1.
20 mL sampel susu encer [susu: air=1:2(v/v)] dipanaskan dengan suhu 40
oC di atas penangas air.
2.
Tambahkan 1,5 mL asam asetat 1 N, aduk hingga homogen dan diamkan
selama 20 menit.
3.
Tambahkan 4,5 mL asam asetat 0,25 N, aduk hingga homogen dan diamkan
selama 1 jam.
4.
Saring endapan dengan kertas saring dan cuci endapan hingga filtrat
netral.
5.
Endapan yang didapat dimasukkan dalam gelas piala dan ditambahkan
akuades hingga volumenya ±20 mL.
6.
Tambahkan 4 mL NaOH 0,1 M kemudian panaskan hingga endapan larut
kembali seperti susu.
7.
Dinginkan larutan hingga suhu kamar kemudian tambahkan indikator pp.
8.
Tambahkan 4 mL formaldehide 40% kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 M
hingga timbul warna merah muda. Titrasi diulangi untuk mendapatkan data kedua
dan ketiga.
E.
Perhitungan
Kadar kasein = Volume rata-rata NaOH 0,1 M x 0,9 %
PERCOBAAN 4
PENENTUAN KADAR VITAMIN C
A.
Tujuan Percobaan
Mengetahui cara penentuan vitamin C
dalam suatu sampel
B.
Dasar Teori
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai massa molekul 176
gram/mol dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik
cair 190-192oC. Bersifat
larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul
rendah. Vitamin C sukar larut dalam
kloroform, eter dan benzena, jika berikatan dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi gugus
enol pada atom C nomor 3.
Vitamin C lebih stabil pada pH rendah daripada pH
tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi,
terutama apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar,
dan temperatur tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih
stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi Vitamin C menghasilkan asam
dehidroaskorbat. Vitamin C dengan iod
akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap
hilang.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini adalah:
a.
Erlenmeyer
125 mL
b.
Gelas beker
250 mL
c.
Buret 10 mL
d.
Statif dan
klem
e.
Sendok sungu
f.
Kertas
saring
g.
Bola hisap
h.
Pipet ukur
10 mL
i.
Pipet volume
25 mL
j.
Labu ukur
100 mL
k.
Labu ukur
250 mL
l.
Penyaring buchner
m.
Botol
akuades
2.
Bahan-bahan yang diperlukan Sample juice (buah atau sayur)
a.
Larutan I2
b.
Larutan Na2S2O3
c.
Larutan
Amilum
d.
Akuades
D. Cara Kerja
1. Pembakuan
Larutan I2 terhadap Larutan Baku Na-tiosulfat
a.
Pipet 25 mL
larutan I2 ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian encerkan dengan
akuades hingga garis.
b.
Ambil 10 mL
larutan I2 hasil pengenceran, kemudian titrasi menggunakan larutan
Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning pucat.
c.
Tambahkan 2
mL indikator amilum, lakukan penggojokan agar homogen.
d.
Lakukan
titrasi hingga warna biru larutan tepat hilang.
e.
Lakukan tiga
kali pengulangan.
2. Penentuan
Kadar Vitamin C
a.
Timbang
sebanyak 10 gram sampel juice (buah
atau sayur), kemudian encerkan dengan 250 mL akuades.
b.
Saring
dengan penyaring buchner, kemudian ambil filtratnya.
c.
Ambil 20 mL
filtrat dan masukan ke dalam erlenmeyer.
d.
Tambahkan 4
mL indikator amilum dan lakukan titrasi menggunakan larutan I2 hingga
warna larutan menjadi biru.
e.
Lakukan tiga
kali pengulangan.
E.
Tabel Data Pengamatan di Laporan
Sementara
Volume Sampel
|
Volume Lar. Standar
|
PERCOBAAN 5
PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)
Tujuan Percobaan : Dalam percobaan ini akan
ditentukan indeks diastase urine dengan metode
Wohlgemuth
Dasar Teori
Beberapa larutan
0,1 % amilum yang sama banyaknya, masing-masing ditambah dengan larutan amilase
yang tidak sama banyaknya dan dibiarkan setengah jam pada temperatur 37oC. Jumlah amilase yang paling sedikit yang
diperlukan untuk mengubah 2 mL larutan amilum terlarut menjadi erythrodextrine
(ditentukan dengan percobaan iod) merupakan petunjuk tentang kadar enzim amilase
yang terdapat dalam zat yang sedang diselidiki.
Pada percobaan ini ditentukan kadar amilase (diastase) dalam air seni.
Jumlah urine yang
paling sedikit yang dapat mencerna 2 mL larutan amilum 10 % pada 37oC
dalam waktu 30 menit disebut indeks diastase urine. Indeks diastase dari air seni normal berkisar
antara 5-20. Pada beberapa penyakit
pankreas, kerusakan fungsi sekresi ginjal, indeks diastase urine tinggi.
Cara Kerja
Semua pipet yang
dipakai dalam percobaan ini, ujung atasnya supaya ditutup dengan kapas untuk
mencegah jangan sampai kena ludah. Beri
tanda pada 10 tabung reaksi kering dan ditempatkan di rak. Tambahkan air seni yang tidak sama banyaknya
ke dalam 10 tabung tersebut menggunakan pipet 1 mL, kemudian ditambahkan
aquadest sampai tiap tabung berisi 10 mL.
a. Tabel
kerja
Tabung
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Urine diencerkan 1:10 (mL)
|
0,5
|
0,6
|
0,7
|
0,8
|
0,9
|
|||||
Urine tak diencerkan (mL)
|
0,1
|
0,2
|
0,3
|
0,4
|
0,5
|
|||||
Aquadest (mL)
|
0,5
|
0,4
|
0,3
|
0,2
|
0,1
|
0,9
|
0,8
|
0,7
|
0,6
|
0,5
|
Amilum 0,1% (mL)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
b. Campurlah dengan hati-hati
c. Letakkan dalam penangas air
dengan suhu 37oC selama 30 menit
d. Dinginkan dalam air selama 5 menit untuk menghentikan
reaksinya. Taruh dalam rak.
e. Tambahkan setetes larutan iod pada
masing-masing tabung, gojog dan amati perubahan warnanya (dengan interval waktu
tertentu). Jika waktu digojog warnanya
hilang, tambahkan lagi larutan iod 1-2 tetes pada masing-masing tabung. Harus dijaga jangan terlalu banyak penambahan
iod.
Tabung
yang berwarna merah (tidak biru atau ungu) mengandung cukup banyak enzim
amilase untuk mencerna 2 mL larutan 1% amilum terlarut menjadi
erythrodextrine. Apabila sebelum 30
menit telah terjadi warna merah (telah terjadi erythrodextrine) maka urine
harus diencerkan.
PERCOBAAN 6
ANALISIS KUALITATIF PADA VITAMIN
Tujuan Percobaan : mengenal
pengujian vitamin secara kalitatif
Dasar Teori
Vitamin adalah
suatu senyawa organik yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan
fungsi normalnya. Kebutuhan tubuh akan vitamin relatif sangat kecil yaitu sekitar beberapa
mikrogram sampai beberapa gram saja.
Namun demikian vitamin harus ada dalam makanan, karena tubuh tidak dapat
mensintesis sendiri kecuali beberapa vitamin misalnya vitamin K.
Kekurangan atau
tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan mengakibatkan terganggunya
proses-proses metabolisme dan proses vital lainnya. Hal ini karena sebagian besar vitamin
berperan besar sebagai koenzim dari enzim yang dapat mengkatalis reaksi-reaksi
kimia dalam tubuh. Vitamin berdasarkan
kelarutannya dapat diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu:
- Vitamin
yang tidak larut dalam air
Vitamin yang
tidak larut dalam air adalah : vitamin A, D, E dan K.
- Vitamin
yang larut dalam air
Vitamin yang
larut dalam air adalah : vitamin B kompleks (B1, B2, B6)
dan vitamin C.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan adalah:
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Bunsen spiritus
Bahan-bahan yang diperlukan :
-
Reagen Carr Price
-
Minyak ikan
-
H2O2
-
Alkohol
-
Asam nitrat
-
Nature E
-
Vitamin B1
-
Aquadest
-
NaOH 30 %
-
K4Fe(CN6)3
-
Isobutanol
-
Thiamin HCl
-
Bismuth nitrat
-
KI
-
FeCl3
-
Vitamin B6
-
Vitamin B-komplekss
-
Vitamin C
-
Fehling A dan Fehling B
Cara Kerja:
1.
Uji Vitamin A
Ambil 1 mL
minyak ikan/vitamin A, masukkan dalam tabung, ditambah 5 mL reagen Carr
Price. Amati perubahan yang terjadi.
2.
Uji Vitamin D
Ambil tabung
reaksi yang bersih, masukkan ke dalamnya larutan vitamin D (minyak ikan). Tambahkan 5 tetes larutan H2O2,
kemudian dipanaskan sampai tidak timbul gelembung lagi tapi belum mendididh,
kemudian dinginkan dalam air kran yang mengalir. Setelah itu tambahkan pereaksi Carr
Price. Amati perubahan warna yang
terjadi.
3.
Uji Vitamin E
Gunting
kapsul vitamin E, masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 0,5 mL alkohol
95%. Kocok baik-vaik, kemudian
ditamvahkan 0,5 mL asam nitrat. Amati
perubahan warna yang terjadi.
4.
Uji Vitamin B1
Ambil serbuk
vitamin B1, masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih, kemudian
tambahkan 5 mL aquadest, kocok sampai larut.
Ambil 1 mL vitamin B1, kemudian tambahkan beberapa tetes NaOH
30% sampai pH sekitar 10, dikocok baik-baik kemudian ditambah larutan K4Fe(CN6)3
dan kocok. Amati apa yang terjadi!
Tambahkan 1
mL isobutanol, kocok dan lihat warna pada lapisan isobutanol. Masukkan 10 tetes thiamin HCl ke dalam tabung
reaksi, tambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat dan 2 tetes larutan KI. Amati perubahan yang terjadi.
5.
Uji Vitamin B6
Larutkan
serbuk vitamin B-kompleks ke dalam 5 mL aq
uadest. Ambil cairannya, masukkan
ke dalam tabung reaksi yang bersih kemudian tambahkan beberapa tetes larutan
FeCl3, amati perubahan warna yang terjadi.
6.
Uji Vitamin B2
Larutkan
serbuk vitamin B6 dalam 5 mL aquadest. Ambil 1 mL larutannya tambahkan alkohol 95%
sampai hampir 1/3 tabung. Ambil larutan
vitamin B6, ditambah 5 tetes larutan AgNO3 dan amati
perubahan warna yang terjadi.
7.
Vitamin C
Larutkan serbuk vitamin C kemudian masukkan 1 mL vitamin C, tambahkan 3 mL
reagen Fehling dan panaskan. Amati warna yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Day, R.A, and Underwood, 1990, Kimia
Analisis Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
James, C.S., 1999, Analytical Chemsitry of
Foods, Aspen Publishers,Inc., Maryland.
Nielsen, S.S., 1998, Food Analysis,
Aspen Publishers Inc., USA
Poejiadi, A., 1994, Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi, 1989, Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi, 1989, Prosedur
Laboratorium untuk Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta
Winarno, F.G, 2002, Kimia Pangan dan Gizi,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta