Minggu, 28 April 2013

AL-GHAZALI



1.      Biografi
Nama lengkap dari Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’I Al-Ghazali. Nama panggilannya adalah Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali, karena ia lahir di kampung Ghazlah, suatu kota di Khurasan, Iran. Ia lahir pada tahun 450 H (1058 M), tiga tahun setelah kaum Saljuk mengambil alih kekuasaan di Baghdad.
Ayah Al-Ghazali merupakan seorang yang miskin yang bekerja sebagai pemintal kain wol yang taat, sangat menyenangi ulama, dan sering aktif menghadiri majelis-majelis pengajian. Sebelum wafat, ayahnya menitipkan Al-Ghazali dan adiknya, yang bernama Ahmad kepada seorang sufi dengan menitipkan sedikit harta dan berwasiat kepadanya agar kedua anaknya mendapatkan apa yang belum didapatkan oleh dirinya.
Sang sufi menjalankan isi wasiat tersebut dengan cara mendidik dan mengajar keduanya, sampai harta titipannya habis dan sufi itu tidak mampu lagi memberi makan keduanya, kemudian ia menyarankan kedua anak titipan pada pengelola sebuah madrasah untuk belajar dan menyambung hidup mereka. Di madrasah tersebut, Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqh kepada Ahmad bin Muhammad Ar-Rizkani dan memasuki sekolah tinggi Nizhamiyah di Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain (Al-Juwaini) hingga menguasai ilmu manthiq, ilmu kalam, fiqh-ushul fiqh, filsafat, tasawuf dan retorika perdebatan. Selain itu, ia juga belajar teori-teori tasawuf kepada Yusuf An-Nasaj. Karena kemahirannya dalam menguasai ilmu-ilmu tersebut, Al-Juwani menjulukinya “Bahr Mu’riq” (lautan yang menghanyutkan).
Setelah Imam Haramain wafat (478 H/1086 M), Al-Ghazali pergi ke Baghdad dan sejak saat itu dia menjadi termasyhur di kawasan kerajaan Saljuk, sehingga dipilih oleh Nizham Al-Muluk untuk menjadi guru besar di Universitas Nizhamiyah, Baghdad pada tahun 483 H/1090 M meskipun usianya baru 30 tahun. Dengan timbulnya pergolakan dalam dirinya karena tidak ada yang memberikan kepuasan batinnya ketika melakukan perdebatan dan penyelaman berbagai aliran, Al-Ghazali memutuskan untuk melepasakan jabatan dan pengaruhnya untuk meninggalkan Baghdad untuk menuju Syiria, Palestina dan Mekkah untuk mencari kebenaran. Setelah memperoleh kebenaran yang hakiki pada akhir hidupnya, tidak lama kemudian ia meninggal dunia pada tanggal 19 Desember 1111 M di Thus.
Banyak sekali karya-karya tulis yang ditinggalkan oleh Al-Ghazali, yang menunjukkan keistimewaannya sebagai seorang pengarang yang produktif. Menurut catatan Sulaiman Dunya, karangan Al-Ghazali mencapai 300 buah, yang dikarangnya sejak usia 25 tahun dan berkarya selama 30 tahun. Beberapa tema karangannya antara lain: filsafat dan ilmu kalam, fiqh-ushul fiqh, tafsir, tasawuf dan akhlak.
2.      Ajaran Tasawuf
Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf Sunni yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlussunnah wal Jamaah. Dari ajaran tasawufnya tersebut, ia menjauhkan semua kecendrungan gnostis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Isma’iliyyah, aliran Syi’ah, Ikhwan Ash-Shafa, dan lain-lainnya. Ia menjauhkan tasawufnya dari paham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan, sehingga dapat dikatakan tasawuf tersebut benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah psiko-moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dalam karya-karyanya seperti Ihya Ulum Ad-Din, Minhaj Al-‘Abidin, Mizan Al-Amal, Bidayah Al-Hidayah, Mi’raj As-Salikin, dan Ayuhal Walad.
Menurut Al-Ghazali, jalan menuju tasawuf baru dapat dicapai dengan mematahkan hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang tercela, sehingga kalnu dapat lepas dari segala sesuatu yang selain Allah dan berhias dengan selalu mengingat Allah. Al-Ghazali menilai negatif terhadap syathahat, karena dianggapnya mempunyai dua kelemahan, yaitu kurang memperhatikan amal lahiriah, hanya mengungkapkan kata-kata yang sulit dipahami, mengemukakan kesatuan dengan Tuhan, dan menyatakan bahwa Allah dapat disaksikan. Syathahat merupakan hasil pemikiran yang kacau dan hasil pemikiran sendiri, sehingga Al-Ghazali menolak tasawuf semi filsafat. Selain itu, ia juga menolak paham hulul dan ittihad serta menyodorkan paham baru tentang makrifat, yakni pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya. Oleh karena itu, Al-Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam, karena mampu memadukan antara ketiga kubu keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqh dan ilmu kalam yang sebelumnya terjadi ketegangan. Selain itu, Al-Ghazali menjadikan tasawuf sebagai sarana untuk berolah rasa dan berolah jiwa, sehingga sampai kepada makrifat yang membantu menciptakan (sa’adah).
a.       Makrifat
Menurut Al-Ghazali, sebagaimana dijelaskan oleh Harun Nasution, makrifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh makrifat bersandar pada sirr, qalb, dan ruh. Harun nasution juga menjelaskan pendapat Al-Ghazali yang dikutip dari Al-Qusyairi, bahwa qalb dapat mengetahui hakikat segala yang ada. Jika dilimpahi cahaya Tuhan, qalb dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan dengan sirr, qalb dan ruh yang telah suci dan kosong, tidak berisi apapun. Saat itulah ketiganya akan menerima illuminasi (kasyl) dari Allah. Pada waktu itu juga, Allah menurunkan cahaya-Nya kepada sang sufi sehingga yang dilihat sang sufi hanyalah Allah dan sampailah ia ke tingkat makrifat.
b.      As-Sa’adah
Menurut Al-Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi adalah melihat Allah (ru’yatullah). Di dalam kitab Kimiya’ As-Sa’adah, ia menjelaskan bahwa As-Sa’adah (kebahagiaan) itu sesuai dengan watak (tabiat), sedangkan watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya. Kenikmatannya qalb sebagai alat memperoleh makrifat terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung tiada taranya karena makrifat itu sendiri agung dan mulia. Sedangkan kelezatan dan kenikmatan dunia bergantung pada nafsu dan akan hilang setelah manusia mati. Kelezatan dan kenikmatan melihat Tuhan bergantung pada qalb dan tidak akan hilang walaupun manusia sudah mati, sebab qalb tidak ikut mati dan justru kenikmatannya bertambah, karena dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya terang.

Daftar Pustaka
Solihin, M dan Rosihan Anwar. 2008. Ilmu Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

1 komentar:

  1. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.biz
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    BalasHapus