BAB I
PENDAHULUAN
Antara abad 8-13 Masehi,
Islam berada pada puncak kejayaan. Pengaruh dan perubahan yang dibawa Islam
membawa perubahan kultural dan kehidupan sosial di dunia. Bahkan kebudayaan dan
peradaban Islam waktu itu menjadi barometer kemoderenan bagi bangsa- bangsa di
Eropa. Islam memberi dinamika baru, identitas yang tegas, membuka seluas-
luasnya perkembangan budaya, seperti yang telah diperlihatkan dalam sejarah
umat Islam. Kelengkapan ajarannya telah mendorong kemajuan yang kreatif,
mendobrak keterbelengguan dan keterkungkungan dan kemudian membuka perubahan
yang bertumpu pada iman, akal, dan ketauladanan pribadi Rasulullah. [1]
Sumbangan Islam pada bangsa Eropa
terbagi menjadi dua pokok. Pertama, umat Islam telah menyelamatkan situs
peninggalan kebudayaan klasik Yunani dari kemusnahan. Kedua, umat Islam berjasa
dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan penambahan
unsur baru. Sarjana-sarjana Islam yang cerdas berhasil mengolah kebudayaan
Persi dan Yunani dengan metode berfikir ijtihad,
riset dan eksperimen sehingga
tercipta kebudayaan Islam yang mengagumkan. Kontribusi Islam pada
kebudayaan Barrat yang menjadi dasar kemajuan bangsa tersebut. Tak dapat
dipungkiri bahwa banyak sekali sumbangan Islam bagi kebangkitan kebudayaan
Barat, baik di bidang kedokteran, filsafat, ilmu pasti, astronomi, dan
sebagainya. Jasa inilah yang menjadi dasar munculnya masa Renaissance di Eropa
pada abad 16, sehingga Eropa mulai bangun dan bangkit. [2]
Sementara pada akhir abad ke-17, dunia Islam mulai mengalami kemunduran.
Banyak penemuan-penemuan dalam
segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang diperoleh orang-orang
Eropa. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat. Sehingga,
dengan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia, tanpa
mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan mereka yang masih menggunakan
persenjataan sederhana dan tradisional.
Dalam pada itu, kemorosotan dunia Islam tidak
terbatas pada bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan saja, melainkan mereka
juga ketinggalan dari Eropa dalam industri perang, padahal keunggulan Turki
Usmani di bidang ini pada masa-masa sebelumnya telah diakui oleh seluruh dunia. Dengan organisasi dan persenjataan modern, pasukan perang Eropa mampu
melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam. Kekuatan - kekuatan Eropa menjajah satu demi satu negara Islam. Sementara itu, wilayah
Islam di Asia Tengah juga tak luput dari penjajahan Barat. Umat Islam di Asia Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet. Makalah ini mencoba memaparkan keadaan dunia Islam pada masa penjajahan Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kebangkitan Barat
Kebangkitan
bangsa barat mulai terjadi setelah sarjana – sarjana Eropa mempelajari ilmu –
ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku – buku Islam ke dalam bahasa mereka.
Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak
bangsa Eropa yang datang ke kota tersebut untuk memperdalam ilmu. Misalnya Michael
Scot dan Robert of Chester yang menerjemahkan buku aljabar karya al-Khwarizmi
pada tahun 1145. Roger Bacon pada tahun 1126 menerjemahkan tabel atronomi karya
al-Majriti ke dalam bahasa Latin. Dia juga menerjemahkan sejumlah risalah
mengenai matematika dan astronomi ke dalam bahasa Inggris. Inilah awal mula
penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Inggris. Dalam ilmu kedokteran, dokter
Islam al-Kindi telah menulis buku Ilmu
Mata yang diterjemahkan dalam bahasa Latin yaitu Optics. Dokter Islam yang lain adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia
menulis buku berjudul al-Qanun fit-Thib,
dalam terjemahan bahasa Latin berarti Qanun
of Medicine. Buku ini menjadi panduan di perguruan – perguruan tinggi Eropa
karena berisi tentang ilmu tentang obat – obatan. Dalam bidang astronomi dan
ilmu pasti, sarjana Islam al-Khawarizmi memberi banyak sumbangan. Al-Khawarizmi
adalah orang pertama yang memperkenalkan ilmu aljabar melalui buku Al Jabar wa al-Muqabalah. Demikian pula
dengan Ibnu Khaldun dengan karya Muqaddimah
yang banyak memberikan sumbangan tentang ilmu sejarah dan sosiologi. Dengan
modal dasar yang disumbangkan Islam kepada Eropa dan penyebaran ilmu
pengetahuan serta kebudayaan melalui Spanyol, maka Eropa bisa bangkit dari abad
ke abad hingga sampai pada puncak kebudayaan modern seperti sekarang ini. Sudah
selayaknya bangsa Eropa dan umat manusia berterima kasih kepada umat Islam yang
telah meretas lahirnya Renaissance
yang merupakan salah satu mata rantai wujud kemajuan modern saat ini. [3]
Pada
awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama
dari Kerajaan Usmani di Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang
rahasia alam, berusaha menaklukan lautan dan menjelajahi benua-benua. Setelah
Christoper Columbus menemukan Benua Amerika (1492) dan Vasco da Gama menemukan
jalan ke timur (1498), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah
kekuasaan Eropa. Eropa menjadi maju dalam perdagangan karena tidak tergantung
lagi pada jalur lama yang dikuasai Islam. Perekonomian Eropa semakin maju,
mereka dapat memperoleh kekayaan yang tak berhingga untuk kesejahteraan
negerinya. Mulailah kemajuan barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama
mengalami kemunduran. Kemajuan barat dipercepat adanya penemuan bidang iptek
seperti mesin uap yang melahirkan revolusi industri di Eropa. Eropa menjadi
penguasa lautan dengan teknologi perkapalan dan militer yang berkembang
pesat.Satu demi satu negeri Islam jatuh, yang pertama-tama jatuh yaitu negeri
yang jauh dari pusat kerajaan Usmani, Asia tenggara dan di anak benua India.
[4]
Perang
Salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang Salib
membawa dunia muslim Eropa ke dalam kontak langsung dan terjadinya hubungan
antara Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara
kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi daya dorong besar bagi
pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting
dalam menumbuhkan Renaisans di Eropa. Keuntungan perang Salib bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan,
mempelajari kesenian, dan penemuan penting, seperti kompas, pelaut, kincir
angin, dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara
bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang lebih
berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan pasar khusus untuk
barang - barang timur. Orang barat mulai menyadari kebutuhan akan barang-barang
timur, dan karena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat menjadi
lebih berkembang. Kegiatan perdagangan tersebut lebih mengarah pada
perkembangan kegiatan maritim di Laut Tengah. Orang-orang Islam yang pernah
menguasai Laut Tengah kehilangan kekuasaan, sementara orang Eropa bebas
menggunakan jalan laut melalui laut tengah tersebut.[5]
B.
Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua
India dan Asia Tenggara
India
ketika berada pada masa kemajuan pemerintahan kerajaam Mughal adalah negeri
yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa yang sedang
mengalami kemajuan untuk berdagang kesana. Diawal abad ke 17 M, Inggris dan
Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapat
izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan izin yang
sama. Kongsi dagang Inggris, British
East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian
timur ketika ia merasa cukup kuat. Penguasa-penguasa setempat mencoba
mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris tahun 1671 M. Namun,
mereka tidak berhail mengalahkan Inggris. Akibatnya, daerah-daerah Oudh,
Bengal, dan Orissa jatuh ketangan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi ibukota
kerajaan Mughal juga berada di bawah kekuasaan Inggris, karena bantuan yang
diberikan Inggris kepada raja ketika mengalahkan aliansi Sikh-Hindu berusaha
menguasai kerajaan. Mulai saat itulah Inggris leluasa mengembangkan sayap
kekuasaannya di anak benua India dan sekitarnya. Pada tahun 1842 M, Keamiran
Muslim Sind di India dikuasainya. Tahun 1857 M, kerajaan Mughol dikuasai penuh
dan setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak
itu, India berada di bawah kekuasaan Inggris, yang menegakkan pemerintahannya
di sana. Pada tahun 1879 M, Inggris berusaha menguasai Afganishtan dan
Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan di bawah kekuasaan India-Inggris,
tahun 1899 M. [6]
Asia
Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah
rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan
Negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaanya di
negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal,
kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dapat dengan
mudah ditaklukkan. Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di
Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia
Tenggara setelah Samudera Pasai ditaklukkan Portugis tahun 1511 M. Sejak itu,
peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia sering kali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis terutama berupaya
menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Penjajahan Portugis yang
terlama di nusantara adalah di Timor Timur. Tahun 1521 M, Spanyol datang ke
Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di
dalamnya berupa beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao,
Kesultanan Buayan dan Kesultanan Sulu.[7]
Akhir
abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris,Denmark dan Perancis yang datang ke Asia
Tenggara. Akan tetapi, dua Negara yang disebut terakhir tidak berhasil menjajah
negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun
1595 M dan dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara.
Kongsi dagangnya, VOC, segera pula memainkan peran politik. Tentu saja,
kehadirannya ditentang oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, sering kali
terjadi peperangan antara belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan
itu dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh,
Perang Paderi di Minangkabau dan Perang diponegoro di Jawa. Semantara itu,
setelah Inggris dating ke Asia Tenggara, ia segera menjadi kekuatan yang cukup
dominan, menyaingi kekuatan Belanda. Kekuasaan Inggris tertancap di semenanjung
Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai.
Inggris bahkan juga sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang
tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M. Sebagaimana di India, di Asia tenggara
kekuasaan politik Negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan
abad ke-20 M, ketika negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari
kekuasaan asing.[8]
C. Penjajahan
Barat Ketimur Tengah
Pada awalnya dunia Timur dan Barat saling pengaruh mempengaruhi. Kaum
muslimin dari Timurpun telah memberikan sumbangan yang besar dengan
mengembangkan dan memelihara filsafat Yunani yang telah diharamkan oleh Gereja
Barat. Ilmu-ilmu eksakta yang tak pernah dikenal atau dikembangkan sebelumnya
telah disumbangkan pula oleh kaum muslimin. Terjadilah hubungan timbal balik
antara Timur dan Barat di Laut Tengah. Namun hubungan yang makin lama makin
baik itu tiba-tiba diputuskan oleh Paus Urbanus II yang membangkitkan fanatisme
agama terhadap Islam. Pidato yang diucapkan pada tanggal 26 November 1095 di
Cler Mont (Perancis Selatan), orang Kristen mendapat suntikan untuk mengunjungi
“Kuburan suci dan merebutnya dari
orang-orang Islam”. Suatu serangan yang kemudian dikenal dengan sebutan
Perang Salib, yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina, “Tempat
Tuhan Berpijak”. Dari sinilah awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam,
disaat dunia Islam mengalami kemerosotan internal yang hebat akibat pertarungan-pertarungan
antara kaum Syi’ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara madzhab Safii, Hanafi
dan Hambali, antara ras-ras Persia, Arab dan Turki, memberikan peluang kepada
dunia Barat untuk menghancurkan kaum muslimin dan menguasai negeri mereka.[9]
Pengaruh Barat adalah gerakan dahsyat dalam transformasi modern
dunia Timur. Pengaruh Barat bukan saja mengubah dunia Islam tetapi juga seluruh
Asia dan Afrika. Pengaruh Barat ini berkembang sedemikian pesat, apalagi setelah
negara Barat mencapai kemajuan besar di bidang tehnologi peralatan perang.
Barat telah memperbaiki diri melalui renaisance dan reformasi. [10]
Perang Salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen
Eropa barat ke tanah Timur, sejak dari abad kesebelas sampai abad ke tiga belas
masehi. Untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan daulah
Kristen Latin di tanah Timur. Dinamakan Perang Salib karena umat Kristen yang
turut dalam peperangan itu memakai tanda salib sebagai simbul. Perang Salib I
dimenangkan oleh orang Kristen, karena pada waktu itu kaum muslimin tidak dalam
keadaan bersatu, perpecahan terjadi di seluruh wilayah, juga karena para
pemimpin Islam saling bermusuhan, dalam kondisi yang tidak seimbang inilah kaum
muslimin mengalami kekalahan. Perang Salib menjadi awal mula penjajahan Barat
terhadap dunia Islam. Sejak itu lahirlah imperialisme dengan bentuk penindasan,
penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia yang hina,
keji dan jahat. Bangsa Barat mempunyai semboyan yang terkenal dengan M3 (Mercenary,
Missionary, Military), yaitu keuntungan penyiaran agama dan perluasan daerah
militer.[11]
Perang Salib membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat
dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu
dihadiahkan untuk Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah
yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke timur, termasuk Indonesia menjadi
milik Portugis. Selain itu juga diberikan istimewa kepada Portugis dan Spanyol
terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemuka untuk tetap menjadi milik
mereka dan anak cucunya. Paus Alexander VI juga menunjuk ditemukannya emas,
rempah-rempah dan banyak barang berharga yang berjenis-jenis dan bermutu (inter
caetero diciae). Selain itu penetris Perancis telah berkembang dengan cepat
pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya
mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi perwakilan di Syria dan Mesir.
Kapitulasi-kapitulasi lain yang mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris
dan Belanda serta negara-negara barat lainnya.[12]
Pada abad ke-18 perdagangan Eropa tumbuh dengan cepatnya dan sejumlah
koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syria dan Mesir. Tujuan
Misionaris Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat
dengan ucapan Livingstone, bahwa tujuan dan akhir dari penaklukan geografis
adalah permulaan usaha missi Kristen (the end of the geographical feet is the
beginning of the missionary entreprise). Raymundus Lullus, seorang pastor,
yaitu seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan
dimanapun berada, bahwa Islam is false and must die (Islam adalah
palsu dan harus mati). Oleh karena itu dimana Islam haruslah direbut melalui
dominasi politik dan dipertahankan untuk kemudian diserbu missi, memisahkan
kaum muslimin dari agamanya da kemudian diganti dengan Kristen. Antara gereja
dengan imperialisme terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling
memperoleh manfaat dan saling membantu. Malah pada abad ke 19 dan permulaan
abad ke 20 rencana salib modern ini dilakukan dengan teliti melalui kerjasama
yang erat antara keduanya. [13]
Kemajuan
bangsa Barat dalam berbagai bidang telah membuat kerajaan Turki menjadi kecil
dihadapan Eropa. Akan tetapi kebesaran nama Turki Usmani membuat bangsa Eropa
segan menyerang kekuatan Usmani, namun kekalahan Turki Usmani dalam pertempuran
di Wina pada 1783 M, membuka bangsa-bangsa Eropa bahwa kekuatan Turki Usmani
telah mundur jauh. Kekalahan Turki dalam setiap pertempuran, menyebabkan
wilayah satu persatu wilayah Islam yang berada di bawah kekuatan Turki Usmani
memisahkan diri. Tidak hanya itu, wilayah yang dulunya berada dibawah kekuaaan
Turki Usmani, diambil oleh bangsa-bangsa Barat. [14]
Tujuan penjajahan barat
terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah militer.
Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan
oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis. Inggris
terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India, sedangkan Mesir dapat
ditaklukkan Perancis tahun 1789 M.
Selain
itu, Negara-negara yang ikut menjajah wilayah Timur Tengah adalah Spanyol dan
Portugis. Adapun Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam
menjajah Timur Tengah adalah :
- Penyebaran agama Kristen
- Bangsa ini memiliki agenda untuk
menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya
Kedua Negara ini
masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika berada
dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yang membawa tiga misi Gold, Glory, dan Gospel (kekayaan,
kejayaan dan penyebaran). Ketiga misi inilah yang diteriakkan dalam menaklukan
negara-negara itu.[15]
Semua negara Kristen bersatu tekad hendak menghancurkan kerajaan-kerajaan
Islam. Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani
bagaikan api dalam sekam dan semangat fanatisme tidak pernah lepas, ia tetap
hidup dan bergejolak di dalam hati hingga sekarang. Agama Nasrani selamanya
melihat Islam dengan kacamata permusuhan, kedengkian dan fanatisme keagamaan
yang penuh kebencian. Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia I (1915)
Turki Usmani berada dipihak yang kalah. Sampai akhirnya tahun 1919 M, Turki
diserbu tentara sekutu. Sejak itu kebesaran Turki Usmani benar-benar tenggelam,
bahkan tidak lama kemudian kekhalifahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasaannya
yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil alih oleh negara-negara Eropa yang
menang perang.[16]
BAB III
KESIMPULAN
Perang Salib merupakan awal penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang selanjutnya membawa kaum muslimin berada
dalam jajahan negara-negara Barat. Karena mulai dari Perang Salib I kaum
muslimin banyak mengalami kerugian, baik kerugian yang bersifat material
seperti banyaknya wilayah Islam yang direbut Barat, juga kerugian non material
yang berupa mulai hilangnya peradaban Islam dan mulai masuknya
peradaban-peradaban Barat.
Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib
berlatar belakang hal-hal berikut :
1. Mercenary yaitu untuk mencari
keuntungan negara Barat di negara-negara Islam.
2. Missionary yaitu untuk
menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya.
3. Military yaitu perluasan daerah
militer.
Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah faktor
ekonomi dan politik. Bentuk-bentuk penjajahan barat terhadap dunia Islam berupa
penyerangan, penaklukan yang mengakibatkan banyak wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara Barat.
Penjajahan Barat ternyata membawa implikasi yang sangat luas terhadap
perkembangan peradaban Islam baik peradaban material yang berupa tehnologi
baru, maupun peradaban mental. Penjajahan
Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang mana bertujuan untuk
memurnikan agama Islam dari pengaruh asing dan menimba gagasan-gagasan
pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.
[1] Dr.
Faisal Ismail, MA, Paradigma Kebudayaan
Islam, (Y ogyakarta: titian Ilahi Press, 1996), hlm 160-161.
[3] Dr.
Faisal Ismail, MA, Paradigma Kebudayaan
Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hlm 152-158.
[4] Dr.
Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 152-159.
[6] Dr.
Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm
175.
[8] Dr.
Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm
177.
[9] Arif Stiawan, Serangan
Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 2. Diakses Tanggal 9 Mei 2012
[10] Ibd, hlm 3.
[11] Ibd, hlm 4.
[12] Arif Stiawan,
Serangan
Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 5. Diakses Tanggal 9 Mei 2012
[14] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm 165-169.
[15]
Murodi, Sejarah
Kebudayaan Islam (kurikulum 2008, Madrasah Aliyah kelas XII). (Semarang:
karya Toha Putra, 2008), hlm 179-182.
[16] Arif Stiawan,
Serangan
Bangsa Barat Atas Islam, dalam http://freekuliah-ebook-penjajahan-barat.56404683.Pdf. hlm 7-8. Diakses Tanggal 9 Mei 2012
BalasHapusIslam sudah jelas juga adalah penjajah, penakluk dan perampas pemerintahan yang sah, yang sama seperti penjajah yang lain. Persia dan Romawi diperangi karena tidak menerima Islam, kemudian terus ke arah pemerintahan spanyol dan kerajaan2 eropa dan asia (India, bahkan Indonesia) yang tidak punya urusan dengan Islam namun ternyata diserang dengan dalih 'pembebasan'. Sudah jelas semua negara penjajah adalah sama yaitu merampas pemerintahan yang sah dari suatu bangsa. (lihat Kamus besar Indonesia, PENJAJAH adalah : negeri (bangsa) yang menjajah: dengan kekuatan senjata akhirnya kaum ~ itu berhasil menguasai daerah itu;) Kristen tidak akan berperang dengan Islam jikalau Islam tidak merengsek masuk menghancurkan romawi (yg umumnya kristen) dan terus menerus masuk invasi ke eropa (banyak korban yang terjadi di setiap invasi Islam dan kemudian terjadinya pembalasan oleh kerajaan yang dijajah pastinya). Jelas kalau dilihat dari sudut pandang agama maka Islam menjajah tanah-tanah yang dikuasai oleh agama2 lain terlebih dahulu karena islam datang belakangan. Jikalau anda membaca penguasaan Ottoman di daerah yang dikuasai oleh Kristen maka mereka memberlakukan kelas 2 kepada orang2 kristen dengan berbagai pembatasan seperti pajak, militer, dll (lihat wikipedia : kesultanan ottoman)