Michel Tello |
Sangat menakjubkan melihat apa yang terjadi saat musik dan sepak bola berkolaborasi. Pernah melihat selebrasi gol dari Neymar, Cristiano Ronaldo, Marcelo Vieira, Pato, Robinho, Kevin-Prince Boateng, Marco Reus, Maxi Rodríguez, Eric Abidal hingga Dani Alves? Atau selebrasi kemenangan yang ditunjukkan Rafael Nadal kala berhasil membawa tim Spanyol menjuarai Piala Davis beberapa waktu lalu? Atau selebrasi kompak yang dilakukan beberapa pebasket NBA dari klub Denver Nugget yang berkompetisi di negeri Paman Sam? Lalu apa sih kesamaannya??
Ya, mereka semua sama – sama melakukan tarian selebrasi kemenangan dengan melakukan gerakan tarian ala penyanyi asal Brasil, yang namanya kini kondang dimana – mana berkat satu lagu hitnya ’Ai Se Eu Te Pego’ ini. Si pembuat sensasi tersebut bernama Michel Teló, pria yang dilahirkan di Medianeira, Parana, Brasil, 31 tahun lalu. Terlahir dari pasangan pengusaha bakery di Brasil, Aldo dan Nina Teló, si bungsu yang selama ini banyak berkarir di tanah kelahirannya kini mulai merambah pasar dunia.
Awal mula petualangan adik dari Teo dan Teofilo Teló di dunia permusikan adalah pada saat ia masih berusia enam tahun pada tahun 1987 lalu, kala dirinya bergabung dengan paduan suara di sekolahnya dan menyanyikan solo tembang milik Roberto Carlos dan Erasmo Carlos. Dan gairahnya dalam bermusik semakin menguat kala sang ayah menghadiahinya sebuah alat musik Akordeon pada ulang tahunnya yang ke sepuluh. Terpicu dari akordeon pula, ia akhirnya juga belajar instrumen piano –yang dipelajarinya selama lima tahun-, serta harmonika dan gitar. Dan ketika berusia 12 tahun , dengan dukungan dari kakak – kakaknya, saudara, teman – teman sekolah hingga para tetangganya, Michel membentuk sebuah band bernama ”Guri” yang memainkan musik – musik tradisional dimana ia menjadi leadernya.
Tahun 1997, saat berusia 16 tahun, ia mendapat tawaran untuk bergabung dengan band berjuluk ”Grupo Tradicao” sebagai vokalis utama. Selama 11 tahun ia bergabung bersama band tersebut sebelum akhirnya memutuskan untuk bersolo karir beberapa tahun lalu. Bersama dengan Grupo Tradicao ia melahirkan beberapa hits seperti ’Pra Sempre Minha Vida’, ‘O Caldeirao’, ‘A Brasilera’, ‘Barquinho’ dan ‘Eu Quero Voce’. Ditahun 2008 ia memutuskan untuk keluar secara baik – baik dari band yang telah membesarkan namanya dan membuatnya menimba berbagai pengalaman di blantika musik, dan posisinya digantikan oleh Guilherme Bertoldo. Namun penerus Michel tak bertahan lama, ‘Grupo Tradicao” seperti kehilangan sosok Michel yang mampu mengangkat pamor bandnya.
Karir Solo
Awal mula kiprah solo Michel dimulai saat ia merilis album “Balada Sertaneja” pada tahun 2009 dibawah label rekaman Brasil “Som Livre” yang diproduseri oleh Ivan Myazato dan menghasilkan dua single; ‘Ei, psiu! Viejo Me Liga’ dan ‘Amanha Sei La’, namun sayangnya tak terlalu sukses di pasaran. Barulah pada saat ia merilis album live perdananya, “Michel Teló – Ao Vivo”, ditahun 2010 silam, albumnya lebih bisa diterima pasar dengan baik ketimbang album perdananya, bahkan mendapatkan sertifikat gold disc dan nominasi “Latin Grammy” untuk “Best Sertanejo Album”. Karena kesuksesannya dalam penjualan itulah akhirnya ia menghelat konser besarnya bersama Joao Bosco dan Vinicius di Terraco Daslu, pada 16 September 2011 lalu dan dibanjiri lebih dari 50.000 penonton.
Sepanjang tahun 2011 kemarin, Michel telah menggelar lebih dari 240 pertunjukan dalam tur konsernya yang bertajuk “Fugidinha Tour”dan dikunjungi oleh lebih dari 17 juta penonton. Menurut majalah Forbes, ia berhasil mengantongi keuntungan sebesar $18 juta dan juga merilis dua DVD; yang pertama berisi lagu – lagu dari tahun 80 dan 90-an yang berkolaborasi dengan Millonario & Jose Rico, Bruno e Marrone dan Joao Bosco & Vinicius; dan yang kedua diberi tajuk “Michel na Balada” yang bermuatan lagu – lagu barunya, termasuk internasional hitsnya ‘Ai Se Eu Te Pego’ pada tahun 2011 lalu.
Tembang ear-catchy tersebut menjadi jawara di berbagai belahan negara latin dan Eropa seperti Brasil, Italia, Spanyol, Portugal, Meksiko, Argentina, Kolombia, Peru dan Chili; serta masuk dalam top 10 tangga lagu di Belanda, Swiss, Luksemburg, Jerman, Israel dan Austria. Dan kini hits tersebut juga telah diterjemahkan kedalam bahasa Yahudi dan Polandia, bahkan lagu ini juga sempat dijadikan parodi dengan menggunakan suara Donal Bebek. Dan di situs Youtube, video klip ‘Ai Se Eu Te Pego’ telah tembus angka 200 juta viewers.
0 komentar:
Posting Komentar